Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Dividen Jumbo dan Janji Harga Baru Rumah Subsidi

Belum adanya penyesuaian harga baru rumah subsidi menjadi salah satu topik pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (6/3/2023)
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Hingga minggu pertama awal bulan Maret, para pengembang masih menunggu penyesuaian harga baru rumah subsidi yang tak kunjung dilakukan oleh pemerintah.

Belum adanya penyesuaian harga baru rumah subsidi menjadi salah satu topik pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (6/3/2023). Selain itu, terdapat pula sejumlah berita lainnya seperti dividen jumbo UNTR, hingga jalur masuk truk listrik. Berikut ulasan selengkapnya.

1. Menanti Janji Harga Baru Rumah Subsidi Tak Kunjung Datang

Hingga minggu pertama awal bulan Maret, para pengembang masih menunggu penyesuaian harga baru rumah subsidi yang tak kunjung dilakukan oleh pemerintah.

Belum ada penyesuaian harga baru rumah subsidi hingga kini memberikan tekanan yang luar biasa bagi cashflow para pengembang rumah subsidi yang notabene merupakan kalangan UMKM, bukan pengembang besar yang crazy rich. 

Tekanan ini terjadi karena margin keuntungan yang didapat dari membangun rumah subsidi ini kian tipis di tengah terjadinya kenaikan harga bahan bangunan, tanah, dan juga upah pekerja. 

Naiknya harga BBM mengerek harga bahan bangunan yang tentunya juga akan menambah biaya konstruksi pembangunan rumah. Naiknya BBM juga turut serta berdampak pada kenaikan upah para pekerja konstruksi bangunan. 

Namun sayangnya, kenaikan biaya konstruksi ini tak dapat dikompensasi dengan langsung menaikkan harga rumah subsidi. Pasalnya, harga rumah subsidi selama ini diatur oleh pemerintah karena ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

2. Siap Bagi Dividen Jumbo, UNTR Makin Atraktif

Kinerja keuangan yang cemerlang sepanjang 2022 lalu dan rencana untuk membagikan dividen jumbo dari prestasi tersebut, menjadikan saham PT United Tractors Tbk. kian menarik untuk dikoleksi.

Sepanjang pekan lalu hingga Jumat (3/3/2023), saham emiten dengan kode UNTR ini sukses masuk dalam daftar top gainer setelah meningkat 12,73 persen dalam sepekan. UNTR tercatat sebagai emiten dengan pertumbuhan tertinggi ke-8 di Bursa Efek Indonesia.

Dengan peningkatan tersebut, saham UNTR kini bertengger di level Rp28.125 per lembar. Jika dibandingkan dengan posisinya pada akhir 2022 lalu, saham UNTR tercatat sudah meningkat sebesar 7,86 persen year-to-date (YtD).

Dengan kata lain, mayoritas dari return yang dibukukan oleh saham UNTR sepanjang tahun ini diperoleh dalam sepekan terakhir. Apresiasi tinggi atas saham perseroan ini tampaknya tidak terlepas dari rilis kinerja keuangan perseroan yang cemerlang untuk periode akhir tahun 2022.

3. Aksi IPO Bakal Tersendat Jelang Pemilu

Gairah kalangan korporasi untuk menjajaki peluang penggalangan dana di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) akan tetap tinggi sepanjang tahun 2023. Namun, makin dekat Pemilu 2024, gairah IPO bakal menurun.

Lembaga pengelola keuangan global J.P. Morgan memperkirakan aksi IPO bakal ramai di Indonesia, setidaknya hingga kuartal III/2023.

Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia akan mencoba mengambil kesempatan untuk IPO hingga kuartal III/2023, karena Indonesia akan mengadakan Pemilu pada Februari 2024.

"Semakin ke sana, semakin ada banyak story. Perusahaan akan mencoba mengambil kesempatan untuk ke pasar di akhir kuartal II/2023 atau di akhir kuartal III/2023, sebelum marketnya tidak ada dan akan mencoba lagi di 2024 setelah pemilu," kata Gioshia, dikutip Minggu (5/3/2023).

Menurutnya, akan ada sebanyak 5-6 transaksi IPO yang sizebale atau dengan ukuran jumbo di Indonesia, yang berasal dari sektor energi, tambang logam, teknologi, media, dan telekomunikasi.

4. Mencari Jalur Masuk Pasar Truk Listrik

Pasar mobil angkutan barang diyakini melanjutkan laju kencang pada tahun ini. Pabrikan masih berupaya mencari jalur masuk pasar untuk truk listriknya.

Setelah Mitsubishi memastikan produksi Indonesia atas Minicab MIEV, truk listrik Mitsubishi Fuso melanjutkan rangkaian proof of concept (POC) truk listrik eCanter, adapun Hino Motors masih tahap studi awal Dutro ZEV.

"Produsen mobil sekarang dituntut untuk menanggapi gerakan global yang cepat menuju masyarakat yang tidak berkarbonasi," kata Takao Kato, Presiden dan Kepala Eksekutif Mitsubishi Motors Corporations, Kamis (16/2/2023).

Atas dasar itu pula, Mitsubishi Motors telah membuat keputusan untuk memproduksi kendaraan listriknya Minicab iMIEV secara lokal di luar Jepang untuk pertama kalinya, yakni di Indonesia.

5. Adu Cepat Pengendalian Harga Pangan dan Inflasi

Paling tidak ada dua hal yang sedang dikerjakan pemerintah menghadapi Ramandan dan Idulfitri 2023. Memastikan pasokan bahan pangan terpenuhi merupakan salah satu agenda pemerintah menjelang bulan puasa dan lebaran atau Ramadan dan Idulfitri 2023. 

Hal itu diperlukan agar harga tetap stabil atau terkendali. Dengan begitu, agenda kedua yakni mengendalikan infasi agar tidak melenceng dari kisaran target bisa berjalan dengan mulus.

Jika inflasi tidak terkendali, dan inflasi inti membubung tinggi, mau tak mau Bank Indonesia pun akan terdorong menaikkan suku bunga yang hingga kini ditahan di posisi 5,75 persen.

Sementara itu, ada asumsi, jika pemerintah dapat menjaga level inflasi inti di kisaran 0 hingga 1 persen pada Idulfitri 2023, kemungkinan bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga acuannya.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, berdasar data BPS, menyebutkan bahwa inflasi inti pada Februari 2023 tercatat sebesar 3,09 persen yoy. Angka tersebut melambat dibandingkan dengan inflasi inti pada Januari 2023 yang mencapai 3,27 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper