Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bumi Resources (BUMI) Gandeng Investor Anyar Percepat Gasifikasi Batu Bara

Penjajakan Bumi Resources (BUMI) dengan mitra potensial baru tengah memasuki tahap akhir.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tengah menjajaki kerja sama anyar dengan mitra strategis lain untuk mempercepat proyek hilirisasi batu bara tahun ini. 

Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan pendekatan dengan mitra potensial anyar itu tengah memasuki tahap akhir. Dileep berharap komitmen hilirisasi BUMI dapat segera direalisasikan setelah kerja sama anyar rampung tahun ini. 

“Kita sedang tahap finalisasi kerja sama dengan mitra lain [di luar Air Product],” kata Dileep saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (2/3/2023). 

Kendati demikian, Dileep enggan memerinci alasan penjajakan kerja sama baru pada rencana bisnis gasifikasi batu bara menjadi metanol tersebut. 

“Kami dapat menyampaikan jika kesepakatan resmi sudah dibuat, jangan berspekulasi saat ini,” kata dia. 

Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, BUMI melalui PT Kaltim Prima Coal (KPC) tengah menjajaki potensi kerja sama lain untuk mempercepat proyek hilirisasi batu baru menjadi metanol mereka. 

Saat ini, KPC sudah menjalin kerja sama dengan PT Air Products East Kalimantan (PT APEK), yang merupakan joint venture antara Air Products dengan PT Bakrie Capital Indonesia Group dan PT Ithaca Resources.

PT APEK yang bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol, memiliki rencana investasi sebesar Rp33 triliun dan target kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun. Proyek hilirisasi ini ditargetkan rampung pada 2025 mendatang. 

Seperti diberitakan sebelumnya,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji kembali rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) sejumlah perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) generasi pertama yang belakangan telah diperpanjang menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) menyusul lambannya program hilirisasi batu bara saat ini. 

“ESDM akan segera mengevaluasi dari rencana-rencana mereka yang sudah diperpanjang PKP2B menjadi IUPK,” kata Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Irwandy Arif dalam acara Mining Zone CNBC, Jakarta, Rabu (4/1/2023). 

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM baru terdapat 11 perusahaan tambang  yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi batu bara. Enam di antaranya berkomitmen untuk melakukan proyek gasifikasi batu bara dengan produk akhir  dimetil eter (DME) dan metanol. 

Keenam perusahaan itu meliputi PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Kaltim Nusantara Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Kendilo Coal Indonesia,  PT Adaro Indonesia dan PT Berau Coal. Proyek gasifikasi dari enam perusahaan itu ditaksir membutuhkan pasokan batu bara mencapai 19,17 juta ton setiap tahunnya. 

Sisanya, PT Multi Harapan Utama, PT Kideco Jaya Agung, PT Megah Energi, PT Thriveni dan mengolah produk seperti semi kokas dan briket batu bara. Hanya tiga perusahaan yang disebut terakhir yang sudah berproduksi secara komersial. 

“Tetapi proyek gasifikasi kita masih berharap supaya segera bisa selesai tentunya secara business to business yang terjadi di antara beberapa perusahaan,” kata dia. 

Menurut pencatatan otoritas energi dan mineral, total investasi yang dihimpun perusahaan tambang untuk melakukan proyek gasifikasi batu bara berada di rentang US$1,8 miliar hingga US$3 miliar. 

“Kita berharap PTBA yang akan jadi pionir di sini, [PTBA] ada kerja sama dengan tiga pihak Pertamina dan Air Products. Sekarang ini memang sudah lebih dari setahun berproses mudah-mudahan bisa mencapai finalnya,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper