Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu peserta dari program andalan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Petani Milenial, mengaku kecewa terhadap offtaker maupun pemerintah provinsi Jabar. Para peserta merasa tak mendapatkan keuntungan sama sekali, justru harus melunasi utang kepada Bank BJB.
Melansir laman resmi petanimilenial.jabarprov.go.id, Rabu (1/2/2023), program Petani Milenial merupakan program pengembangan komoditas yang melibatkan petani-petani muda di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan serta korporasi atau para pemangku kepentingan lain agar tercipta ekosistem pertanian yang mandiri, maju, dan berkelanjutan.
Program ini dibawahi oleh Biro Perekonomian Jabar selaku koordinator, Dinas TPH Jabar selaku pelaksana, PT Agro Jabar selaku avalist, CV Minaqu Indonesia selaku offtaker, dan Bank BJB selaku pemberi modal dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Melalui akun Twitter @eesss_, salah seorang peserta program Petani Milenial Jawa Barat 2021 menceritakan awal mula peserta gelombang pertama resmi berhutang kepada Bank BJB.
Awalnya, Eess merasa program tersebut sangat baik lantaran menarik minat anak muda untuk terjun ke dunia pertanian. Namun dalam perjalanan, program ini disebut sangat berantakan.
Gelombang pertama yang berlangsung sejak Juli 2021 hingga Juli 2022 tersebut harus menghadapi kenyataan yang pahit lantaran mendapatkan peringatan kedua atau SP2 dari Bank BJB.
Baca Juga
Merujuk pada laman resmi program Petani Milenial, program ini gratis tanpa dipungut biaya. Disebutkan bahwa peserta cukup bermodalkan semangat dan kemauan untuk bekerja keras.
Pemprov Jabar dan korporasi nantinya akan membantu dengan sistem dan model bisnis yang sudah disepakati bersama, termasuk menyangkut permodalan, pendampingan teknis, produksi, pemasaran, penjualan, dan pembagian keuntungan.
Namun faktanya, para peserta membiayai sendiri program tersebut dalam bentuk utang yang mengatasnamakan mereka sendiri.
Kronologi Program Petani Milenial Jawa Barat
“28 Agustus - Dilaksanakan akad dengan Bank BJB. Ini awal cerita kami resmi berhutang. Program ini menggunakan utang [KUR] dari BJB karena dalam awal penyelenggaraannya program ini tidak memiliki anggaran/tidak menggunakan APBD,” tulis Eess, dikutip Rabu (1/2/2023).
Mereka pun tak memegang uang sepeser pun dari KUR mereka. Seluruh dana KUR dikelola oleh PT Agro Jabar selaku avalist, dan diberikan kepada peserta dalam bentuk barang.