Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data IMF Makin Ngeri! Jokowi: 70 Negara Diprediksi Resesi pada 2023

Mengutip data IMF, Presiden Jokowi mengatakan sebanyak 70 negara yang akan menghadapi resesi pada 2023.
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan dari data Data Moneter Internasional (IMF) bahwa sebanyak 70 negara yang akan menghadapi resesi pada 2023.

Jokowi menyampaikan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang sangat baik terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih positif di atas 5 persen. Meski demikian, dia mengingatkan semua kalangan untuk tetap hati-hati, karena dari prediksi IMF menyebutkan sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi.

“Sepertiga itu artinya kurang lebih 70 negara. Guncangan ekonomi karena pandemi [Covid-19] dan perang sudah menyebabkan 47 negara masuk menjadi pasiennya IMF,” ujarnya dalam pidato Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indoensia, Selasa (17/1/2023).

Bahkan, Jokowi mengatakan untuk negara yang tidak terkena resesi, ratusan juta penduduknya merasakan seperti sedang resesi.

Berkaca pada kondisi ekonomi Indonesia pada medio 1997-1998, yang kala itu menjadi pasien IMF, mengakibatkan ambruknya ekonomi dan politik. Untuk itu, Jokowi menyampaikan pengendalian inflasi menjadi target utama untuk menjaga ekonomi Indonesia jauh dari resesi.

“Ini momok semua negara dan patut juga kita syukuri inflasi kita di angka 5,5 persen. Ini patut disyukuri berkat kerja keras semuanya, coba dilihat negara lain bahkan ada yang sampai 92 persen yaitu Argentina, kemudian Uni Eropa inflasinya di angka 9,2 persen, ini tinggi sekali,” tambahnya.

Dengan demikian, Jokowi meminta seluruh pemerintah yang ada di pusat maupun daerah untuk menjaga inflasi, mulai dari menjaga ketahanan pangan, baik pasokan dan harganya, terutama beras.

Sementara itu, menurut laporan dari Bank Dunia (World Bank), Rusia akan memasuki resesi di 2023 dengan pertumbuhan ekonomi yang anjlok minus 3,3 persen, sementara Indonesia diprediksi masih akan positif, namun melambat, di level 4,8 persen.

Kementerian Keuangan juga telah menyiapkan APBN 2023 sebesar Rp3.060 triliun yang siap dibelanjakan untuk menjaga daya beli masyarakata dan ekonomi Indonesia.

“2023 seluruh pemda dan K/L tetap waspada, karena situasi 2023 ditandai dengan masalah geopolitik yang susah diprediksi, namun kita tetap bisa menggunkana APBN dan APBD sebagai alat untuk melindungi Indonesia, masyarakat dan perekonomiannya,” ujar Mentei Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indoensia, Selasa (17/1/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper