Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap rahasia atau kunci sukses Indonesia dalam mengendalikan laju inflasi sepanjang 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan bahwa laju inflasi di Indonesia cukup terkendali jika dibandingkan banyak negara di tengah lonjakan inflasi secara global.
Selain karena pasokan pangan yang terkendali, dia menilai terjaganya inflasi menunjukkan keberhasilan kolaborasi kebijakan antara pemerintah, baik pusat dan daerah, juga dengan Bank Indonesia (BI).
“Memang pasokan pangan kita bagus, kalaupun ada inflasi pada volatile food karena cuaca. Di samping itu, ada campur tangan dari pemerintah dan bank sentral [BI], terutama dengan melihat situasi, terutama indikator inflasi inti,” katanya, Senin (2/1/2023).
Margo mengatakan berbagai kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah diantaranya operasi pasar murah, sudah pasar dan distributor, kerja sama dengan daerah penghasil komoditas, gerakan masyarakat menanam, merealisasikan belanja tidak terduga, hingga memberikan dukungan pada sektor transportasi melalui APBD.
Dari sisi moneter, dia menilai Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bunga acuan hingga 200 basis poin ke level 5,5 persen sepanjang 2022. Ketika inflasi inti merambat naik, Margo mengatakan BI telah mengatur suku bunganya.
"Suku bunga kan dinaikkan secara bertahap, itu satu diantaranya. Pemerintah juga melakukan upaya bagaimana operasi pasar dilakukan, koordinasi pusat dan daerah. Menurut saya ini cukup berhasil dibandingkan dengan negara lain yang sepanjang 2022 inflasinya tinggi sekali,” tuturnya.
BPS melaporkan inflasi di dalam negeri sepanjang 2022 mencapai tingkat 5,51 persen. Menurut Margo, tingkat inflasi ini masih lebih rendah dibandingkan banyak negara lainnya, seperti Amerika Serikat yang mencapai 7,11 persen, Inggris 9,3 persen, Jerman 10,05 persen, dan Turki 84,39 persen pada November 2022.
Inflasi secara global bahkan diperkirakan mencapai 8,8 persen pada tahun ini. Margo mengatakan, tingkat inflasi global pada 2022 ini merupakan yang tertinggi sejak 2008 ketika ekonomi dunia mengalami resesi besar.
Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia sebesar 5,51 persen pada 2022, merupakan yang tertinggi sejak 2014, di mana saat itu inflasi mencapai 8,36 persen.
Berdasarkan komponennya, inflasi harga yang diatur pemerintah sepanjang 2022 mencapai tingkat 13,34 persen. Lonjakan ini dipicu oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota.
Inflasi komponen harga bergejolak tercatat sebesar 5,61 persen dan inflasi komponen inti terkendali pada tingkat 3,36 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok transportasi mencatatkan inflasi tertinggi, yaitu sebesar 15,26 persen pada akhir 2022, kemudian diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,83 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,78 persen.