Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Nataru, Inflasi pada Desember 2022 Bakal Naik?

Benarkah inflasi pada Desember 2022 bakal naik akibat didorong momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru)?
Aktivitas pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan/ Bisnis.
Aktivitas pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan/ Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan inflasi Desember 2022 diprediksi akan meningkat lantaran disebabkan oleh tekanan dari sisi pangan seiring dengan adanya momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan laju inflasi secara bulanan pada Desember 2022 diperkirakan menguat karena faktor musiman, yaitu perayaan Nataru 2023. 

“IHK diperkirakan melonjak sebesar 0,55 persen secara bulanan pada Desember 2022 di tengah musim liburan Natal dan tahun baru, yang meningkatkan permintaan rekreasi dan perjalanan,” katanya, Kamis (29/12/2022).

Inflasi pada Desember 2022 tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi bulanan pada November 2022 yang sebesar 0,09 persen.

Faisal mengatakan kenaikan inflasi pada periode tersebut juga dipicu oleh kenaikan harga pangan. Namun, kenaikan ini menurutnya sudah terkelola dengan baik berkat keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pasokan pangan.

“Faktor penyumbang inflasi lainnya adalah harga emas di tengah risiko perlambatan ekonomi global pada 2023,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga minggu keempat Desember 2022 mencapai 0,48 persen mtm.

“Komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu telur ayam ras 0,08 persen mtm, beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,04 persen mtm,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.

Selain itu, dia menyampaikan beberapa komoditas yang juga turut menyumbang inflasi adalah daging ayam ras, tomat, dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persen mtm, kemudian minyak goreng, rokok kretek filter, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,02 persen mtm, serta kangkung, bayam, bensin, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Di sisi lain, sejumlah komoditas menyumbang deflasi pada periode ini, diantaranya cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper