Bisnis.com, JAKARTA - Migrasi burung dari Siberia, Rusia ke Australia dan singgah di Pulau Alanggantang, Banyuasin, Sumatra Selatan turut memberikan manfaat bagi masyarakat di daerah tersebut.
Salah satu manfaatnya yakni menarik minat banyak wisatawan untuk bertandang ke pulau tersebut. Karena itu, pelestarian habitat di Alanggantang mutlak dilakukan.
Berangkat dari kesadaran itu, PT Bukit Asam Tbk berkolaborasi dengan Pemerintah, berupaya untuk melestarikan habitat burung, serta mangrove. Pulau Alanggantang termasuk dalam Taman Nasional Berbak Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Butuh 2 jam perjalanan darat dari Kota Palembang yang dilanjutkan dengan 2,5 jam rute perairan menggunakan speedboat untuk mencapai lokasinya.
Hutan mangrove di kawasan ini sempat mengalami kerusakan akibat kebakaran pada 1994-1997 silam. Berkat restorasi, Pulau Alanggantang kini kembali asri dan ditumbuhi hamparan mangrove.
Melalui kerja sama dengan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang (BTNBS) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turut berperan dalam memulihkan kondisi Pulau Alanggantang.
Baca Juga
Sejak 2021, PTBA melakukan penanaman mangrove sebagai langkah Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 300 hektare (ha) di pulau ini.
"Hutan mangrove memiliki peranan sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena itu, PTBA bekerja sama dengan BTNBS dan BPDAS Musi mengupayakan rehabilitasi sebagai bentuk usaha menjaga maupun mengembalikan fungsi ekosistem hutan mangrove baik dari segi fisik, biologi, ekologi maupun sisi ekonomi sehingga dapat berfungsi optimal," kata VP Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PTBA, Amarudin.
Secara keseluruhan, ada 994.851 batang bibit disiapkan PTBA untuk penanaman tahap pertama. Jenis tanaman yang digunakan adalah kombinasi jenis Bakau (Rhizopora spp) dan jenis Api Api (Avicennia spp) dan metode rehabilitasi penanaman yang diterapkan yakni dengan kerapatan 3.300 batang/ha.
Tidak hanya bermanfaat untuk kelestarian lingkungan, tuturnya,rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) juga mendukung pengembangan ekowisata di Pulau Alanggantang. Dalam pelaksanaan rehabilitasi itu, PTBA juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dalam hal kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan lainnya.
"Rehabilitasi mangrove merupakan program nasional yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Program ini menjadi salah satu pilar dalam upaya pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan untuk mendukung pengembangan ekowisata di sekitar wilayah operasi perusahaan,” tambahnya.
Penanaman mangrove juga, kata dia, merupakan wujud komitmen PTBA untuk melakukan dekarbonisasi. Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Sesuai juga dengan tujuan mulia PTBA sebagai anggota holding BUMN pertambangan MIND ID yakni menambang untuk membangun peradaban, kesejahteraan masyarakat, dan masa depan yang lebih baik.
Hingga Oktober 2022, PTBA telah melakukan rehabilitasi DAS di 33 desa yang tersebar pada 4 kabupaten, yaitu Muara Enim (Sumatera Selatan), Lahat (Sumatera Selatan), Banyuasin (Sumatera Selatan), dan Kulonprogo (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Adapun total areal rehabilitasi DAS di 33 desa tersebut mencapai 5.197 ha. Areal yang telah diserahterimakan ke KLHK dan pemangku kawasan sebesar 453 ha. Kemudian 4.744 ha dalam tahap persiapan, penanaman dan pemeliharaan dan jumlah pohon yang ditanam untuk rehabilitasi mencapai 3,8 juta batang.