Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank of Japan Diperkirakan Tak Ubah Kebijakan Moneter Esok Hari, Ini Sebabnya

Sebanyak 67 ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan BOJ tidak akan mengubah suku bunga negatif.
Gedung bank sentral Jepang, Bank Of Japan (BOJ), di Tokyo./Bloomberg
Gedung bank sentral Jepang, Bank Of Japan (BOJ), di Tokyo./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan mempertahankan stimulus moneternya pada pertemuan tidak berubah pada pertemuan kebijakan esok hari, Selasa (20/12/2022).

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (19/12/2022), sebanyak 67 ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan BOJ tidak akan mengubah suku bunga negatif dan mempertahankan program kontrol kurva imbal hasil pada akhir pertemuan kebijakan.

Pertemuan BOJ tersebut akan membuat pengamat lebih fokus pada pernyataan gubernur tentang prospek inflasi dan kemungkinan pandangan kebijakan dan kemungkinan peninjauan ulang atau revisi kesepakatan antara bank sentral dan pemerintah.

BOJ mendapatkan angin segar setelah yen menguat terhadap dolar AS saat berlangsungnya pertemuan kebijakan. Ini merupakan yang pertama kalinya terjadi tahun ini. Untuk saat in, nilai yen masih di atas ambang batas yang dapat mendorong intervensi dari pemerintah.

Program kontrol kurva imbal hasil saat ini tidak menghadapi serangan agresif, karena Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral utama lainnya telah mulai memperlambat laju pengetatan kebijakan mereka.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda telah menegaskan kembali bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga sebelum bank memastikan inflasi dapat stabil dan didukung oleh pertumbuhan upah. Hasil dari negosiasi upah musim semi tahunan akan menjadi indikator utama yang harus diperhatikan menjelang berakhirnya masa jabatan Kuroda pada 8 April 2023.

Pertemuan BOJ kali ini akan membawa fokus yang lebih besar pada setiap petunjuk perkembangan yang dapat menyebabkan perubahan kebijakan setelah masa jabatan Kuroda berakhir.

Sekitar setengah dari pengamat BOJ yang disurvei memperkirakan gubernur bank sentral baru akan mengubah poros kebijakan menjadi lebih ketat tahun depan.

Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida berencana untuk merevisi kesepakatan satu dekade dengan BOJ dan akan mempertimbangkan untuk menambahkan fleksibilitas pada target inflasi 2 persen dalam kesepakatan tersebut.

Seperti diketahui, Kishida mengatakan bahwa masih ada kemungkinan untuk mencapai kesempatan baru dengan bank sentral.

Analis termasuk dari UBS Group dan SMBC Nikko Securities memperkirakan pejabat BOJ memperkirakan inflasi baru-baru ini lebih kuat dan lebih luas daripada yang diantisipasi sebelumnya, dan mungkin data inflasi inti yang tidak termasuk makanan segar akan mencapai 4 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper