Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Putuskan Kerek Suku Bunga Malam Ini, Bakal Lebih Landai, Tapi...

Gubernur The Fed Jerome Powell diperkirakan mengingatkan bank sentral tetap teguh dengan kebijakan pengetatan sebelum inflasi kembali ke target 2 persen.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa, (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa, (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve (The Fed) bersiap memperlambat laju pengetatan moneter agresifnya pada pertemuan malam ini. Di sisi lain, mereka juga diperkirakan meningkatkan target kenaikan suku bunga pada tahun 2023.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (14/12/2022), bagian tersulit bagi Gubernur The Fed Jerome Powell adalah meyakinkan investor bahwa ini bukanlah perubahan haluan kebijakan menjadi dovish.

Powell juga menekankan bahwa pejabat the Fed tidak tidak akan mengakhiri siklus pengetatan kebijakan sebelum inflasi turun menuju target bank sentral sebesar 2 persen.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,25-4,5 persen pada akhir pertemuan pada Rabu (14/12/2022) sore waktu AS, tertinggi sejak 2007.

Sementara itu, median ekonom yang disurvei Bloomberg memproyeksikan median suku bunga acuan akan mencapai puncaknya di 4,9 persen pada tahun depan. Hal ini berarti The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps pada dua pertemuan berikutnya di tahun 2023, sebelum mempertahankan pada level tersebut hingga inflasi melandai.

Keputusan suku bunga The Fed serta proyeksi kenaikan pada tahun 2023, atau yang disebut dengan dot plot, akan diumumkan pada Rabu pukul 14.00 waktu Washington (Kamis 02.00 WIB). Powell akan mengadakan konferensi pers 30 menit setelahnya

Sementara itu, inflasi tahunan melandai menjadi 7,1 persen pada November 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi AS ini lebih rendah dari bulan Oktober 2022 yang mencapai 7,7 persen yoy, sekaligus yang terendah sepanjang tahun 2022. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS November mencapai 0,1 persen, lebih rendah dari bulan Oktober sebesar 0,4 persen.

Angka inflasi ini berada di bawah proyeksi ekonom dalam survei. Berdasarkan konsensus IHK tahunan bulan November diperkirakan naik 7,3 persen yoy, sedangkan IHK bulanan diperkirakan naik 0,3 persen.

Turunnya laju inflasi ini menandakan bahwa tekanan harga yang terburuk telah berlalu, sehingga memberikan ruang bagi pejabat The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga.

Namun, dalam konferensi persnya nanti, Powell diperkirakan akan mengingatkan publik bahwa para pejabat tidak akan menyerah hingga inflasi mendekati target 2 persen.

"Semua mata akan tertuju pada dot plot dan konferensi pers Powell nengenai jalur kenaikan suku bunga ke depan," kata ekonom senior untuk EY Parthenon Lydia Boussour.

Sebelumnya, pada pertemuan September pejabat Fed melihat suku bunga mencapai 4,6 persen pada akhir tahun depan.

Ekonom di Wells Fargo & Co Michael Pugliese menilai proyeksi kenaikan suku bunga pada 2023 akan memberikan pandangan terbaru terhadap target kenaikan suku bunga pada pejabat The Fed.

Di sisi lain, dia mengatakan Powell tidak mungkin menargetkan tingkat suku bunga secara spesifik dan lebih memilih tetap membuka kemungkinan lainnya.

"Saya pikir mereka akan mempertahankan fleksibilitas," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper