Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ekonomi Indonesia terbuka terhadap investor. Namun, dia menegaskan agar tak keliru mengartikan keterbukaan ekonomi tersebut.
“Memang sudah lama kita menyatakan ekonomi Indonesia ini terbuka, iya. Keterbukaan ekonomi iya. Tapi jangan keliru mengartikan keterbukaan ekonomi,” kata Jokowi dalam sambutannya pada CEO Forum XIII bertajuk “Tantangan dan Langkah Percepatan Pemulihan 2023” di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Belajar dari kesalahan Amerika Latin, Jokowi menyampaikan Indonesia harus bisa mendesain keterbukaan ekonomi, salah satunya membuat negara lain bergantung pada Indonesia.
Dia menuturkan, banyak sekali investor yang masuk ke Amerika Latin, namun, Amerika Latin hanya dijadikan sebagai ‘cabang’. Akibatnya, selama kurang lebih 70 tahun lamanya, Amerika Latin masih saja menjadi negara berkembang. Kendati demikian, dia enggan menyebutkan negara mana yang dimaksud.
“Saya ikuti, ini ada apa? Ada problem apa di sini? Problemnya, mengartikan keterbukaan itu membuka seluas-luasnya untuk investor. Ini bener. Ini betul,” ujarnya.
Melihat apa yang terjadi di Amerika Latin, Jokowi tak ingin hal serupa terjadi di Indonesia. Apalagi, Amerika Latin kala itu tidak membuat produk-produk yang dapat membuat negara lain bergantung terhadap mereka.
Baca Juga
Sebaliknya, Jokowi ingin Indonesia mengikuti jejak Taiwan dan Korea Selatan yang sukses membuat produk yang mampu membuat negara lain bergantung. Indonesia sendiri sudah mulai membangun ekosistem baterai dan kendaraan listrik.
“Inilah yang ingin kita bangun hanya satu, ekosistem dulu,” pungkasnya.
Jika ekosistem ini dikembangkan secara serius, Jokowi yakin pada 2027 mendatang banyak negara akan berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Bahkan dia memperkirakan, Indonesia kemungkinan bisa menguasai 50 persen permintaan dari pasar yang ada.