Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi November 2022 Semakin Terkendali, Pemerintah Terus Waspadai Risiko Ini

Meski inflasi terkendali, pemerintah memperkuat sinergi untuk mengantisipasi potensi peningkatan permintaan jelang Natal dan tahun baru 2023.
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). Kendati demikian, angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 6,7%. JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11). Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9% (year-on-year/yoy). Kendati demikian, angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 6,7%. JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat inflasi pada November 2022 tercatat sebesar 5,42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melandai dari bulan sebelumnya sebesar 5,71 persen yoy.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa penurunan inflasi pada periode tersebut ditopang inflasi Volatile Food (VF) yang menurun karena extra effort pengendalian inflasi seluruh pihak di tengah inflasi Administered Prices (AP) yang masih tinggi.

Secara bulanan, inflasi pada November tercatat sebesar 0,09 persen month-to-month/mtm.

“Pencapaian inflasi Indonesia masih tetap terkendali di tengah tren inflasi tinggi yang masih terjadi di berbagai negara, seperti Uni Eropa saat ini inflasinya tercatat sebesar 10 persen, India dan Amerika Serikat realisasi inflasinya masing-masing 6,77 persen dan 7,7 persen,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (1/12/2022).

Berdasarkan komponennya, inflasi volatile food tercatat mengalami deflasi sebesar -0,22 persen mtm atau 5,70 persen yoy. Beberapa komoditas pangan yang menyumbang terhadap inflasi November yakni telur ayam ras, tomat, beras, tempe, tahu mentah dan bawang merah.

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 0,15 persen mtm atau 3,30 persen yoy, khususnya berasal dari andil komoditas emas perhiasan yang menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen mtm.

“Inflasi inti tetap stabil pada kisaran 3 persen, menunjukkan bahwa permintaan masyarakat konsisten tinggi seiring pemulihan ekonomi yang semakin kuat,” kata Airlangga.

Menurutnya, permintaan domestik yang tetap menguat, juga tercermin dari kinerja PMI Manufaktur Indonesia pada November 2022 yang melanjutkan level ekspansif selama 15 bulan beruntun dengan berada di posisi 50,3.

Performa ini kata Airlangga semakin menunjukkan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri karena kinerja PMI Manufaktur di berbagai negara di dunia justru jatuh ke level kontraksi, seperti Zona Eropa pada level 47,3, Jepang 49,0, dan Jerman 46,7.

Airlangga menambahkan, komponen administered prices, mengalami inflasi sebesar 0,14 persen mtm atau 13,01 persen yoy. Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi komponen ini pada November yaitu rokok kretek filter dan rokok putih.

“Dampak dari penyesuaian BBM terhadap sektor transportasi telah mereda pada November. Hal ini terlihat dari kelompok Sektor Transportasi yang tidak memberikan andil [0,00 persen] pada inflasi November 2022,” jelas Airlangga.

Dia mengatakan, meski pencapaian inflasi pasca penyesuaian BBM tetap terkendali, namun Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi untuk mengantisipasi potensi peningkatan permintaan maupun harga pada momentum Natal dan menjelang tahun baru 2023.

“Berbagai upaya extra effort dilakukan dengan memastikan kecukupan pasokan maupun harga yang stabil. Optimalisasi penggunaan anggaran belanja wajib perlindungan sosial dari DTU [dana transfer umum] juga akan terus didorong hingga akhir tahun untuk mendukung pencapaian inflasi Indonesia tahun 2022 tetap terkendali”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper