Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia mendorong kolaborasi antar negara untuk transisi hijau dalam APEC Ministerial Meeting (AMM).
Menteri Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga pemimpin delegasi Indonesia dalam AMM menuturkan inisiatif Bio-Circular Growth (BCG) Economy Model dalam rangka mendukung transisi ekonomi berkelanjutan membutuhkan kolaborasi.
“Model ekonomi BCG sangat relevan dengan adanya berbagai tantangan di depan. Model ekonomi ini tidak hanya dapat mendukung kebutuhan ekonomi saat ini, tetapi juga mendukung keberlangsungan generasi masa depan kita,” jelas Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/11/2022).
Untuk itu, Indonesia mendorong dua prioritas untuk direalisasikan sehingga target yang dirancang dapat terlaksana yakni meningkatkan kualitas investasi ekonomi hijau serta mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi.
Dua prioritas ini perlu diselesaikan dalam forum APEC karena besarnya kebutuhan investasi untuk melakukan transisi hijau. Dia mencontohkan, untuk Indonesia guna mengimplementasikan target ekonomi hijau ini membutuhkan dana sekitar US$322.8 miliar untuk mencapai target National Determined Contribution (NDC) pada 2030.
“Sehingga diperlukan mekanisme pembiayaan yang inovatif, termasuk dari sektor privat, komunitas internasional, atau bauran pembiayaan lainnya,” ulasnya.
Baca Juga
Kemudian terkait usulan dalam mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi, Airlangga mengungkapkan bahwa negara berkembang menghadapi keterbatasan kapasitas institusional dan kurangnya akses terhadap teknologi hijau.
Untuk itu, APEC didorong ambil peran sebagai “incubator of ideas” untuk menggalang kerja sama konkret dalam mendukung pertukaran pengetahuan dan informasi serta kolaborasi riset untuk mendukung transisi hijau yang merata.