Bisnis.com, BADUNG - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenko Marves) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Nusa Dua di Bali guna mendukung ketersediaan pasokan listrik sepanjang KTT G20 berlangsung.
Peresmian tersebut dilakukan pada Jumat, (12/11/2022) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Adapun, Pembangkit energi baru dan terbaruka (EBT) itu diketahui merupakan kepemilikan PLN Group yang memiliki kapasitas 100 kilowatt-peak (kWp).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembangunan PLTS terapung ini menjadi salah satu upaya untuk mewujudkn transisi energi hijau dengan pembangkit berbasis EBT.
"Kita akan membangun banyak sekali [PLTS]. Ini hanya intermitten saja, untuk baseload-nya kita punya geothermal, hydro power, ada macam-macam. Indonesia punya 437 gigawatt potensi EBT, masih banyak ruang untuk terus bertambah," kata Luhut, dikutip Sabtu (12/11/2022).
Dia menerangkan, PLTS tersebut dibangun untuk mengoptimalisasi fungsi tampungan air di Waduk Muara yang telah dibanguna oleh Kementerian PUPR.
Dengan demikian, hal tersebut dapat mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus mendukung transisi energi terbarukan sejalan dengan komitmen Indonesia menuju net zero emission di tahun 2060.
Baca Juga
Di sisi lain, PLTS terapung merupakan salah satu proyek besutan PLN Group yang didedikasikan untuk emngubah energi kotor menjadi energi bersih.
"Upaya kami dalam menurunkan gas rumah kaca ini adalah upaya yang bukan hanya karena perjanjian internasional, bukan hanya kebijakan, because we do really care," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
PLTS Terapung Waduk Muara ini terdiri dari 228 panel solarcell yang telah rampung dan selesai diuji coba pada awal Oktober lewat inovasi Smart Grid, sebagai salah satu program tranformasi PLN dengan teknologi sistem digital.
Dia mengatakan, penyelesaian proyek yang dilakukan subholding PLN Indonesia Power itu berhasil rampung hanya dalam waktu 1 bulan 2 minggu. PLTS ini dibangun di atas area seluas 0,35 hektar atau 1 persen dari luas Waduk Muara Nusa Dua, Bali.
"Untuk transisi energi membutuhkan lebih dari USD 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun. Kalau itu menjadi pangsa pasar produk luar negeri, ekonomi kita akan melambat, job creation-nya bukan di Indonesia, tetapi di negara-negara lain," jelasnya.