Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Tembus Rp15.746 Per Dolar AS! Begini Dampak Ngerinya ke Indonesia

Nilai tukar Rupiah pada hari ini Jumat (4/11/2022) dibuka melemah 0,32 persen atau 51 poin ke Rp15.746 per dolar AS.
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). /Antara Foto-Muhammad Adimaja
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). /Antara Foto-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar Rupiah pada hari ini Jumat (4/11/2022) dibuka melemah 0,32 persen atau 51 poin ke Rp15.746 per dolar AS.

Direktur sekaligus Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, nilai tukar Rupiah yang sudah menembus Rp15.746 ini dapat menimbulkan imported inflation lantaran biaya bahan baku impor naik dan akan dipassing ke konsumen akhir.

“Beban utang valas juga berisiko naik sehingga mengganggu rencana refinancing atau pembiayaan untuk ekspansi di 2023,” kata Bhima kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).

Dia juga menuturkan, bagi konsumen, sinyal pelemahan Rupiah akan direspon dengan menunda belanja barang sekunder dan tersier.

“Ada kecenderungan saving di perbankan akan kembali naik, atau mengalihkan pendapatan yang belum dibelanjakan ke instrumen yang lebih aman,” jelas dia.

Menghadapi kondisi saat ini, menurut Bhima, Bank Indonesia, sebagai bank sentral, harus mulai mencari strategi yang efektif untuk memulangkan devisa hasil ekspor, terutama devisa dari sektor pertambangan dan perkebunan.

Dalam kondisi tertentu, BI bisa mengikuti wacana capital control seperti Thailand di mana konversi devisa wajib ke bank dalam negeri selama periode tertentu.

Selain itu, BI juga harus berkoordinasi dengan pemerintah. Sebab, Bhima menilai, moneter sudah agresif namun dari sisi fiskal masih belum maksimal. 

“Belanja anggaran belum terserap optimal, pemda [pemerintah daerah] masih simpan dana di perbankan, hingga relaksasi pajak untuk dorong konsumsi dalam negeri tidak dilakukan,” ungkapnya. 

Maka dari itu, dia meminta BI untuk menekan pemerintah untuk segera mengeluarkan paket kebijakan antisipasi pelemahan kurs dan resesi ke depan.

Adapun mengutip data Bloomberg, rupiah mengalami pelemahan hingga 51 poin ataut 0,32 persen ke Rp15.746 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,14 persen ke 112,77.

Rupiah menjadi mata uang yang terkoreksi paling dalam di Asia. Sejumlah mata uang lainnya yang mengalami pelemahan di antaranya dolar Taiwan 0,05 persen, won Korea Selatan 0,05 persen, rupee India melemah 0,13 persen, dan yuan China melemah 0,02 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper