Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan bahwa pasokan dan jumlah stok beras nasional tahun ini dalam kondisi aman. Dia menuturkan, tidak ada kelangkaan atau kekurangan pasokan.
Menurut SYL, data BPS terbaru menyebutkan stok beras di masyarakat sampai April tahun ini mencapai 10,15 juta ton. Jumlah tersebut masih akan bertambah seiring panen raya yang akan berlangsung pada musim rendengan ini.
"Puncak panen pertama kita itu Januari-April, 18 juta lebih dan panen kedua sekitar Agustus, 13 juta lebih. Nah, oleh karena itu, setara berasnya 32 juta sekian dan yang kita makan kurang lebih 30 juta sekian. Artinya apa? Overstock kita cukup," ujar Syahrul dalam keterangannya, Senin (31/10/2022).
Dilihat dari yang ada saat ini, panen raya Jawa Timur pada September-Desember tahun ini mencapai 1,15 juta ton. Kemudian, Jawa Tengah mencapai 1,01 juta ton, Jawa Barat 1,5 juta ton, dan Sulawesi Selatan 1,6 juta ton. Dengan catatan ini, SYL berharap Bulog melakukan penyerapan hingga 1,5 juta ton dan pembelian di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
"Jadi kalau ada yang bilang terjadi penipisan beras suruh datang ke Kementan dan akan saya tunjukan di mana tempatnya, kan Bapak Presiden juga melakukan cek setiap minggu," katanya.
Yang terbaru, kata Syahrul, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat ini mencapai 43.000 ton atau meningkat dari stok beras rata-rata yang hanya 30.000 ton. Dia pun berharap semua pihak membeli beras petani sebagai ungkapan terima kasih atas produksi yang dilakukan selama ini.
Baca Juga
"Saya punya harapan para gubernur dan para bupati tidak hanya menunggu Bulog, tetapi juga masing-masing harus punya buffer stock. Mari kita segera beli beras rakyat, beras para petani sebagai rasa terima kasih kita yang mendorong mereka terus berproduksi," jelasnya.
Menurut Syahrul, Indonesia baru saja ditetapkan sebagai negara tropis terbaik dunia dalam melakukan sistem ketahanan pangan. Terbaru, Indonesia juga diberikan penghargaan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) karena mampu mewujudkan swasembada beras selama 3 tahun berturut-turut.
"Jadi kita ini adalah negara tropis terbaik dalam melakukan sistem ketahanan pangan nasional. Tentu saja kita juga menjadi model dunia," katanya.
Sebelumnya, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani mengatakan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog pada Oktober 2022 ini hanya 673.613 ton atau hanya 11 persen. Jika dibandingkan Oktober tahun lalu, stok saat ini adalah yang paling kecil. Pada Oktober 2021, stok CBP Bulog mencapai 1,25 juta ton.
Dia memprediksi target CBP sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 tidak bisa tercapai. Dalam praktiknya, kata Rachmi, pengadaan beras pada 2 bulan terakhir ini sangat sedikit. Bahkan, Bapanas memprediksi stok beras di Bulog pada akhir tahun di bawah 500.000 ton.
“Secara nasional stok beras di Indonesia aman karena kita prediksi sampai akhir tahun ada 5,5-5,7 juta ton. Hanya sebarannya di Bulog 11 persen. Idealnya Bulog punya 1,2 juta ton. Kenapa? Kebutuhan untuk melakukan intervensi stabilisasi pasokan dan harga itu kan harus berjalan tiap bulan ada supaya tidak seperti pemadam kebakaran, enggak sempat melonjak tinggi karena dampak ke inflasi cukup tinggi untuk beras,” ungkap Rachmi dalam diskusi virtual, Selasa (25/10/2022).