Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Nonmigas RI ke 5 Negara Melonjak di September 2022

BPS melaporkan ada 5 negara dengan peningkatan ekspor nonmigas terbesar dari Indonesia. Ini daftarnya.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ada 5 negara dengan peningkatan ekspor nonmigas terbesar dari Indonesia yaitu Bangladesh, Filipina, Bulgaria, Jerman dan Yunani.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor pada September 2022 turun dibandingkan dengan kinerja bulan Agustus 2022. Nilai ekspor September 2022 tercatat hanya US$24,80 miliar atau setara Rp384,19 triliun. Sementara itu, pada Agustus lalu mencapai US$27,86 miliar atau setara Rp431,73 triliun.

Meski mengalami penurunan secara bulanan, ekspor Indonesia pada September 2022 masih tumbuh 20,28 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa (BPS) Setianto mengatakan peningkatan ekspor nonmigas terbesar yaitu ke Bangladesh atau meningkat US$126,8 juta secara bulanan (month to month/mtm) dengan peningkatan terbesar pada komoditas minyak lemak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), garam, belerang, batu dan semen (HS 25).

“Kemudian ekspor ke Filipina meningkat US$66,3 juta, Bulgaria US$60,1 juta, Jerman US$38,2 juta, dan Yunani US$33,5 juta,” ujar Setianto dalam jumpa pers virtualnya, Senin (17/10/2022).

Dia menambahkan, ada beberapa negara juga yang yang mengalami penurunan ekspor terbesar yaitu ke India, Amerika Serikat, Malaysia, Belanda dan Pakistan.

Ekspor ke India turun US$722,1 juta secara mtm dengan penurunan terbesar pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), HS 27, serta kimia anorganik (HS 28).

“Amerika Serikat turun US$472,3 juta, Malaysia US$217,9 juta, Belanda US$157,2 juta, dan Pakistan US$122,2 juta,” ucap Setianto.

Penurunan kinerja ekspor komoditas migas didorong perubahan nilai ekspor gas yang turun hingga 22,06 persen (mtm). Tak hanya itu volume ekspornya pun turun hingga 12,26 persen (mtm).

Begitu juga dengan hasil minyak yang nilai ekspornya turun 35,43 persen (mtm) dan volumenya turun hingga 21,40 persen (mtm).

Dari sisi komoditas nonmigas, BPS mencatat terjadi penurunan peran komoditas lemak dan lemak hewan nabati sebesar 31,91 persen (mtm).

Penurunan juga terjadi pada komoditas pakaian dan aksesorisnya hingga 30,75 persen (mtm). Termasuk kinerja penjualan besi dan baja yang turunnya hingga 5,87 persen (mtm).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper