Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kenaikan Harga BBM Berlanjut, BI Proyeksi Inflasi Oktober 0,01 Persen

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga minggu pertama Oktober 2022 sebesar 0,01 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Dampak kenaikan harga BBM terhadap kenaikan inflasi masih berlanjut pada Oktober 2022.

Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan inflasi hingga minggu pertama Oktober 2022 sebesar 0,01 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

“Komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu bensin sebesar 0,05 persen  mtm,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (7/10/2022).

Di samping itu, komoditas peenyumbang inflasi lainnya yaitu tarif angkutan dalam kota sebesar 0,03 persen mtm, serta angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu pertama Oktober yaitu telur ayam ras sebesar -0,10 persen mtm, cabai merah sebesar -0,09 persen mtm, daging ayam ras sebesar -0,03 persen mtm, dan cabai rawit sebesar -0,02 persen mtm.

Erwin menambahkan, komoditas yang juga mencatatkan deflasi adalah tomat, daging sapi, minyak goreng, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.

Adapun, pada September 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi secara tahunan mencapai 5,95 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,69 persen yoy.

Kenaikan harga BBM menjadi penyumbang inflasi pada September 2022.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan bahwa, secara historis, kenaikan harga BBM masih akan berdampak terhadap kenaikan inflasi pada bulan-bulan berikutnya.

Dia mencontohkan, pada November 2014, terjadi kenaikan harga BBM jenis Premium dan Solar. Harga Premium naik menjadi Rp8.500 per liter dari Rp6.500 per liter. Sementara, Solar dari Rp5.500 per liter naik menjadi Rp7.500 per liter. 

Kenaikan harga tersebut memicu Inflasi pada November 2014 ke level 6,23 persen. 

“Perlu hati-hati ke depan bahwa kenaikan pada bulan bersangkutan juga memberikan dampak di bulan berikutnya sebesar 8,36 persen pada Desember 2014,” katanya.

Kenaikan harga BBM pun berdampak pada subsektor kelompok pengeluaran, seperti bahan makanan, makanan jadi, minuman, dan tembakau, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Dengan demikian, inflasi pada Oktober 2022 juga diperkirakan  akan melonjak. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper