Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan menyatakan bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) berpotensi mencatatkan keuntungan pada tahun ini karena adanya restrukturisasi keuangan dan optimalisasi rute penerbangan. Kondisi untung bahkan diperkirakan berlanjut hingga 2026.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban menilai bahwa pemerintah melihat adanya inisiatis strategis dari Garuda untuk menerbangkan rute-rute yang secara operasional menguntungkan. Langkah tersebut dapat membantu pendapatan perseroan di tengah kondisi rugi besar.
"Kalau kita lihat performa keuangannya untuk 2022 diharapkan Garuda masih bisa laba, walaupun catatan laba di situ adalah karena bagian dari hasil rencana restrukturisasi finansial. Namun, ke depannya sampai 2026 kita bisa melihat bahwa laba operasi Garuda akan membaik," ujar Rionald dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan, Kamis (22/9/2022).
Garuda melakukan sinergi dengan anak usahanya, Citilink dalam memetakan rute-rute penerbangan yang akan mereka tawarkan pada masa depan. Lalu, Garuda pun mengurangi jumlah pesawat dan jenis airframe secara material untuk efisiensi.
Selain itu, restrukturisasi keuangan Garuda pun dapat menekan utang perseroan hingga separuh. Menurut Rio, utang konsolidasi yang saat ini senilai US$10,1 miliar bisa turun menjadi US$5,1 miliar.
Lalu, Rionald pun menyebut bahwa Garuda berhasil menegosiasikan penurunan tarif sewa pesawat kepada lessor-nya dan melakukan peningkatan pendapatan dari bisnis kargo. Hal tersebut membuat pemerintah optimistis kinerja keuangan GIAA bisa tumbuh dengan baik.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan pihaknya percaya diri atas pernyataan Kemenkeu, yakni GIAA akan meraih laba pada 2022. Menurutnya, penjelasan lebih rinci mengenai prospek bisnis dan laba perseroan akan disampaikan ketika paparan publik (public expose) dalam waktu dekat.
"Kami sudah positif. Yang paling penting kan kalian sudah sering dengar statement saya, saya hanya akan terbangkan garuda kalau dia menguntungkan. Di saat-saat tertentu jadi gak menguntungkan karena harga avtur mahal, kami pastikan setiap rute yang kami terbangkan pasti untung," ujar Irfan usai rapat Komisi XI, Kamis (22/9/2022).