Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Inflasi Agustus 4,69 Persen, Ekonom Ingatkan Potensi Kenaikan Tinggi

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman mengatakan laju kenaikan inflasi masih berpotensi meningkat sepanjang semester II/2022.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 02 September 2022  |  04:31 WIB
Inflasi Agustus 4,69 Persen, Ekonom Ingatkan Potensi Kenaikan Tinggi
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai risiko meningkatnya tekanan inflasi perlu diantisipasi di tengah rencana kenaikan harga BBM.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rahman mengatakan laju kenaikan inflasi masih berpotensi meningkat sepanjang semester II/2022.

Kenaikan inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan dan energi, serta membaiknya permintaan di masyarakat di tengah pelonggaran PPKM.

Di samping itu, Faisal mengatakan tingkat inflasi Indeks Harga Produsen (IHP) telah berada di atas tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Hal ini memberikan risiko peningkatan inflasi di sisi permintaan yang diteruskan dari inflasi di sisi supply.

“Tekanan inflasi ini terlihat akan bertahan dan meningkat ke depan, terutama setelah pemerintah memberikan sinyal untuk menaikkan harga BBM,” katanya, Kamis (1/9/2022).

Faisal mengatakan, dampak dari kenaikan harga BBM cukup besar, karena hanya berdampak pada putaran pertama pada inflasi administered price tetapi juga berdampak pada putaran kedua pada transportasi serta barang dan jasa lainnya.

Dia mengatakan, jika harga Pertalite dinaikkan dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, maka akan meningkatkan inflasi sebesar 0,83 persen poin. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi berpotensi terpangkas sebesar -0,17 persen poin.

Selain itu, jika harga Solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp8.500 per liter, maka akan memberikan kontribusi kenaikan inflasi sebesar 0,33 persen poin dan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar -0,07 persen poin.

“Ini berarti tingkat inflasi pada tahun 2022 bisa lebih tinggi dari perkiraan kami saat ini sebesar 4,60 persen, berpotensi menuju sekitar 6 persen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Inflasi tekanan inflasi deflasi Harga BBM BBM
Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top