Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut: Harga Minyak Mentah akan Fluktuatif di Atas US$100 per Barel

Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan harga minyak mentah dunia akan tetap berfluktuasi di kisaran US$100 per barel hingga 2024.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./ANTARA
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan harga minyak mentah dunia akan tetap berfluktuasi di kisaran US$100 per barel hingga 2024 mendatang.

Luhut mengatakan kondisi tersebut bakal memberatkan Indonesia yang mesti mengimpor 750.000 barel minyak setiap harinya untuk kebutuhan domestik.

“Dunia masih dihadapkan perang Rusia dan Ukraina harga minyak ini pun akan masih berfluktuasi di atas US$100 per barel dan itu akan berat buat kita dan seluruh dunia akan mengalami,” kata Luhut saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022).

Luhut mengungkapkan sentimen penguatan harga minyak mentah itu belakangan turut dipengaruhi oleh ketatnya pasokan dari sejumlah produsen utama. Manuver itu diproyeksikan akan menahan harga minyak tetap di kisaran US$100 pada 2024 mendatang.

“Tadi misalnya cadangan minyak Amerika Serikat dikurangi 3 juta barel, cadangan strategisnya dan itu mengindikasikan ke market bahwa harga crude oil itu masih bisa naik ke depan,” ujarnya.

Berdasarkan proyeksi Kemenko Marves, harga minyak mentah jenis Brent akan tetap bertengger di posisi US$100 per barel hingga akhir 2022. Selanjutnya harga minyak mentah itu diperkirakan terkoreksi tipis ke angka US$92 per barel. Pada 2024 mendatang, harga minyak mentah Brent diproyeksikan berada di posisi US$80 per barel.

“Dunia juga masih dihadapkan tantangan perlambatan ekonomi, ekspektasi resesi di Amerika, makanya mereka sangat khawatir kalau harga crude oil ini lama-lama di atas US$100 per barel,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan torehan investasi pada kegiatan hulu Migas nasional baru mencapai US$4,8 miliar atau setara dengan Rp71,93 triliun, kurs Rp14.986 pada semester I/2022. Torehan itu relatif kecil di tengah momentum harga minyak mentah dunia yang masih tertahan tinggi hingga pertengahan tahun ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengakui momentum harga komoditas itu tidak secara langsung berdampak positif pada minat investor dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menanamkan modal mereka pada industri hulu Migas dalam negeri.

Kendati demikian, Dwi optimis, masa pemulihan dari pandemi pada paruh kedua tahun ini bakal turut memperbaiki kinerja investasi dan produksi pada kegiatan hulu Migas nasional. Adapun, dalam pertemuan CEO Forum ke-2, SKK Migas bersama dengan CEO KKKS sepakat menjalankan lima rekomendasi dalam rangka peningkatan kinerja hulu Migas Nasional dengan jangka waktu pendek hingga 2030.

“Rekomendasi yang ada mencerminkan kebutuhan riil dari industri hulu migas, dan kami berharap para pemangku kepentingan memberikan dukungannya untuk merealisasikan rekomendasi tersebut”, kata Dwi dikutip dari siaran pers, Selasa (12/7/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper