Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sandiaga Uno: Rusia Cuan US$5 Miliar Dolar AS Per Hari Gara-gara Perang

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan Rusia justru mendapat keuntungan US$5 miliar dolar AS per hari gara-gara perang lawan Ukraina.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/9/2021)./Antara
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/9/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai bahwa Rusia mendulang keuntungan yang sangat besar hingga US$5 miliar per hari dari perang Rusia vs Ukraina

Hal tersebut disampaikan oleh Sandiaga Uno dalam acara CEO Mastermind 7. Cuplikan paparannya mengenai perang dan minyak Rusia diunggah dalam akun instagram miliknya @sandiuno pada Sabtu (20/8/2022).

Sandi sendiri menilai bahwa perang tersebut akan berlangsung cukup lama. Alasannya bukan dari sisi pertahanan atau kekuatan militer, melainkan dari sisi ekonomi, karena Rusia mendulang keuntungan yang sangat besar dari perang tersebut.

"Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Because it's profitable. Rusia setiap harinya, dengan harga minyak yang naik dan dia menjual sekarang di bawah harga pasar, untungnya US$6 miliar dolar per hari," ujar Sandi, dikutip dari unggahannya pada Senin (22/8/2022).

Dia mengatakan Rusia memang mengeluarkan biaya untuk perang atau cost of war melawan Ukraina sebesar US$1 miliar setiap harinya.

Namun, Sandi menilai Rusia tetap untung besar karena mendapat keuntungan dari hasil penjualan minyak.

"Jadi Rusia profit setiap hari berapa? US$5 miliar per hari," imbuhnya. 

Sandi menilai Indonesia harus pintar dalam membaca situasi dan menyikapi persoalan tersebut. Menurutnya, situasi dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu karena pandemi serta adanya perang Rusia-Ukraina saat ini, menuntut Indonesia untuk bersikap bijak. 

Pasalnya, kata Sandi, kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dunia imbas adanya perang tersebut, menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok yang mulai dirasakan masyarakat saat ini.

Sandi menyebut bahwa Rusia telah menawarkan minyak kepada Indonesia dengan harga murah. Tak tanggung-tanggung, menurut Sandi, tawarannya 30 persen lebih murah dari harga internasional sehingga menjadi menarik.

Dia bertanya kepada audiens, apakah jika mereka mendapatakan tawaran itu akan mengambil minyak dari Rusia, dan sebagian besar menjawab iya. Sandi lantas mengungkap bahwa Jokowi pun memiliki pikiran yang sama, yakni membeli minyak dari Rusia.

"Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil gak? Ambil gak? Pak Jokowi pikir yang sama, ambil," ujar Sandi, dikutip dari unggahannya pada Senin (22/8/2022).

Meskipun begitu, menurutnya, pemerintah masih mempertimbangkan opsi membeli minyak dari Rusia. Pasalnya, terdapat risiko embargo dari Amerika Serikat jika Indonesia membeli minyak dari Rusia, yang menunjukkan gestur keberpihakan terhadap salah satu poros.

Sebelumnya diberitakan bahwa Rusia memperoleh keuntungan atas tingginya harga minyak global, karena mereka merupakan salah satu produsen besar minyak. Serangan Rusia ke Ukraina mendisrupsi pasokan minyak global sehingga meningkatkan harganya, oleh karena itu Rusia meraup untung atas invasi tersebut.

Sebagai gambaran, menurutnya, biaya produksi untuk sebagian besar jenis minyak di Rusia adalah US$10 per barrel dan sebagian lainnya berkisar US$40. Dalam beberapa bulan terakhir, harga minyak global bergerak di atas US$100 sehingga Rusia menikmati cuan yang sangat berlimpah.

Amerika Serikat dan negara-negara G7 sepakat untuk tidak mengimpor minyak dari Rusia, sebagai bentuk protes atas kenaikan harga akibat invasi ke Ukraina. Selain itu, mereka pun melarang layanan-layanan dari lembaga jasa keuangan, seperti asuransi, untuk memfasilitasi pengiriman minyak dari Rusia.

Pejabat itu pun menjelaskan bahwa pihaknya dan negara-negara G7 hendak membentuk koalisi untuk mendorong penetapan batas harga atas minyak Rusia. Untuk memperkuat langkah itu, mereka pun ingin mengajak negara-negara selain G7 untuk bergabung, termasuk Indonesia.

"Kami berupaya membangun koalisi, suatu koalisi G7+, dan kami melihat Indonesia sebagai mitra dalam hal ini, mengingat kepemimpinannya di G20 tahun ini. Kami berharap Indonesia sebagai importir minyak bumi akan mendapatkan manfaat dari harga minyak yang lebih rendah," ujar pejabat itu dalam pertemuan yang dihadiri Bisnis, Selasa (9/8/2022) di Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper