Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Nikmati Booming Ekonomi, Kali Ini Bukan Hanya Perkara Minyak

Ekonomi Arab Saudi tumbuh 11,8 persen pada kuartal kedua 2022, ketika ekonomi non-migas tumbuh 5,4 persen atau lebih besar dibanding akhir 2019.
Lanskap kota Riyadh, Arab Saudi/ Bloomberg
Lanskap kota Riyadh, Arab Saudi/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu perusahaan real estate terkemuka yang dipimpin Abdulsalam Almajed di Riyadh, Arab Saudi berhasil menjual lebih dari 300 unit apartemen hanya dalam kurun waktu sebulan secara tunai, tanpa perlu repot-repot beriklan.

Mengutip Bloomberg, Minggu (21/8/2022), lakunya penjualan apartemen oleh Abdulsalam Almajed menjadi cerminan ekonomi Arab Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia. Tidak mengherankan pasar properti sangat panas karena pendapatan dari lonjakan harga energi mengalir melalui ekonomi.

Almajed mengatakan perebutan rumah senilai 1 juta riyal atau setara U$266.400 mencerminkan hal yang lain, yakni perubahan sosial dan ekonomi yang membentuk kembali kerajaan Arab Saudi. Hal ini dipercepat oleh program perombakan oleh putra mahkota.

“Ada perubahan pola pikir. Hari ini ada kreativitas indah dalam desain Saudi,” kata Almajed, yang memimpin perusahaan milik keluarga Almajdiah Residence.

Sementara penguasa de facto Mohammed bin Salman memiliki kekuasaan terpusat dan meningkatkan represi politik sejak diangkat oleh ayahnya, Raja Salman, pada 2015, dia juga mengakhiri atau melonggarkan pembatasan hiburan dan bagaimana pria dan wanita dapat bergaul, serta mencoba untuk mengekang ketergantungan pada minyak.

Sepuluh tahun yang lalu, banyak pemilik properti bahkan tidak mau menyewakan unitnya kepada wanita, yang membutuhkan persetujuan wali pria untuk banyak keputusan hidup.

Saat ini, wanita memasuki pasar tenaga kerja dalam jumlah yang lebih besar, dan 30 persen pembeli properti Almajdiah adalah wanita, yang ingin memiliki properti investasi atau rumah sendiri.

Mereka membantu mengangkat ekonomi yang diubah oleh pasar energi. Karena sebagian besar dunia resah tentang inflasi spiral yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina dan potensi resesi global. 

Dengan rata-rata harga minyak lebih dari US$100 per barel tahun ini, maka ekonomi Arab Saudi adalah yang tumbuh paling cepat di antara negara-negara Kelompok 20.

Sebagai gambaran, Produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi tumbuh 11,8 persen pada kuartal kedua 2022, ketika ekonomi non-migas tumbuh 5,4 persen atau lebih besar dibanding akhir 2019, sebelum pandemi melanda.

Perusahaan energi milik negara, yakni Saudi Aramco telah melaporkan laba penyesuaian kuartalan terbesar dari setiap perusahaan yang terdaftar secara global. Miliaran dolar mengalir ke kas Saudi dan meningkatkan investasi negara, sehingga meningkatkan sentimen di sektor swasta yang bergantung pada kontrak pemerintah.

Belanja modal negara melonjak 64 persen secara tahunan pada April hingga Juni, ketika kerajaan memulai pembangunan gedung termasuk mal dan taman serta rencana kota baru yang dibangun dari awal dan pengembangan pariwisata mewah di Laut Merah.

Pengeluaran keseluruhan negara 16 persen lebih tinggi, meskipun anggaran awal tahun ini diperkirakan akan turun.
Periode musim panas biasanya ajang para elit Saudi berlibur ke negara yang lebih dingin di Eropa, tetapi restoran kelas atas terbaru di Riyadh pada musim panas tahun ini penuh sesak. Di Coya, rantai restoran Amerika Latin, tempat makan malam paling populer sudah penuh dipesan sebulan ke depan.

Sementara itu gabungan penarikan tunai dan transaksi poin penjualan, indikator aktivitas konsumen, telah bangkit kembali, meningkat 9 persne secara tahunan pada Juni 2022 setelah rekor tertinggi pada Maret 2022. Inflasi bulan lalu adalah 2,7 persen, sekitar sepertiga dari tingkat di AS atau zona eropa.

Kementerian Keuangan mencoba untuk menghentikan kebiasaan pengeluaran dan pengurangan pelacakan minyak, mengalirkan stimulus melalui dana negara ke dalam proyek jangka panjang seperti manufaktur kendaraan listrik dan pariwisata.

Ekonomi Arab Saudi diperkirakan tumbuh 7,6 persen tahun ini tetapi pertumbuhan bisa turun kembali ke 2,5 persen pada tahun 2024, menurut survei ekonom Bloomberg.

Minyak mentah sekarang berada di sekitar US$90 per barel karena kekhawatiran global atas penurunan ekonomi dan potensi pasokan lebih banyak dari Iran, tergantung kesepakatan nuklirnya.

"Jika ada jatuhnya lagi harga minyak, akan ada lagi perlambatan aktivitas. Tetapi sejumlah faktor positif datang bersama-sama pada saat ini,” kata Monica Malik, kepala ekonom Abu Dhabi Commercial Bank.

Adapun, real estate Almajdiah melayani para profesional kaya yang menginginkan rumah terbuka dengan cahaya alami yang berlimpah. Banyak orang Saudi sebelumnya lebih menyukai rumah dengan dinding tinggi dan jendela kecil untuk menjaga privasi. Tetapi keterbukaan sosial, bersama dengan keluarga yang lebih kecil dan anggaran yang lebih ketat, mengubah konsep tersebut.

Kompleks perumahan terbaru Almajdiah dibangun di sekitar halaman bersama dan memiliki kafe, gym, dan kamar bayi.
Gaya tersebut menggemakan perumahan kelas atas di Dubai, pusat regional yang ingin bersaing dengan Pangeran Mohammed, yang mengumumkan rencana untuk menggandakan populasi Riyadh dan menarik jutaan ekspatriat.

Itulah kunci optimisme Almajed. Semakin banyak orang, semakin banyak apartemen yang mereka butuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper