Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Minyak Mentah dari Rusia, Ini Catatan Energy Watch

Menurut Energy Watch, pembelian minyak mentah dari Rusia mengandung risiko di tengah embargo Barat.
Sejumlah pekerja melakukan perawatan sumur Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat
Sejumlah pekerja melakukan perawatan sumur Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai positif rencana pemerintah untuk membuka peluang impor minyak mentah asal Rusia dengan harga lebih rendah 30 persen dari harga di pasar internasional. Meski demikian, keputusan ini akan riskan jika dihadapkan pada realitas geopolitik dimana Barat masih mengembargo Rusia. 

Mamit berpendapat pembelian minyak mentah dari Rusia itu akan menekan beban subsidi energi yang sudah terlanjur lebar pada pertengahan tahun ini. Mamit berharap rencana itu nantinya dapat ikut menekan harga BBM subsidi di tengah masyarakat.

“Saya kira ini jadi peluang di tengah kenaikkan harga minyak dunia yang tinggi dan di tengah isu kenaikkan harga BBM bersubsidi. Ini bisa jadi solusi mengurangi beban APBN,” kata Mamit saat dihubungi, Minggu (21/8/2022).

Hanya saja, rencana impor itu relatif riskan dilakukan di tengah embargo yang dilakukan oleh negara-negara blok barat. Menurut dia, manuver pemerintah itu justru dapat berdampak negatif pada perdagangan Indonesia dengan blok Barat ke depan.

“Apakah Indonesia siap ketika Barat mengembargo produk-produk Indonesia karena dianggap mendukung penjahat perang, kalau pemerintah bisa hadapi ya bagus,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebutkan bakal membeli minyak mentah dari Rusia dengan harga lebih murah 30 persen dari harga yang berlaku saat ini di pasar internasional sekitar US$96.72 per barel. Pemerintah belakangan tengah menghitung peluang transaksi menggunakan mata uang Rusia, Rubel (RUB) untuk menghindari potensi sanksi yang diberikan blok Barat.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam acara CEO Mastermind 7 seperti dikutip dari akun instagram pribadinya, Minggu (21/8/2022). Sandi mengatakan Rusia telah menawarkan minyak mentah mereka ke Indonesia setelah India setuju membeli komoditas energi primer itu pada pertengahan tahun ini.

“Kalau buat teman-teman CEO mastermind ambil gak? Ambil! Pak Jokowi pikir yang sama [untuk] ambil,” kata Sandi.

Kendati demikian, Sandi mengatakan, sebagian pihak menilai negatif rencana impor minyak mentah tersebut dari Rusia. Alasannya, Indonesia berpotensi untuk menerima sanksi dari blok Barat termasuk Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper