Bisnis.com, JAKARTA - DPR Amerika Serikat meloloskan Undang-undang yang memberikan insentif kepada pelaku industri semikonduktor senilai US$52 miliar, sebuah upaya untuk menandingi China.
Beleid baru itu meliputi pendanaan semikonduktor, seperti terkait dengan penelitian dan pelatihan tenaga kerja dan teknologi wireless 5G, serta hibah dan insentif kepada perusahaan semikonduktor yang membangun fasilitas fabrikasi.
Langkah tersebut disebut sebagai cara menghidupkan kembali basis industri AS dan memperkuat kepentingan keamanan nasional terhadap gangguan rantai pasok di masa depan.
"Cucu kita nanti akan memiliki pekerjaan di industri yang tidak bisa kita bayangkan setelah apa yang kita lakukan hari ini," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, seperti dikutip Bloomberg pada Kamis (28/7/2022).
DPR AS baru saja mengetok UU Chip dan Ilmu Pengetahuan (Chips and Science Act) untuk sektor semikonduktor dan akan diserahkan kepada Presiden Joe Biden.
"Undang-undang ini merupakan kemenangan besar bagi keluarga Amerika dan ekonomi Amerika," kata Ketua DPR Nancy Pelosi dalam sebuah pernyataan sebelum pemungutan suara.
Setelah diberlakukan, UU ini akan meningkatkan produksi chip semikonduktor negara kita, menghidupkan kembali manufaktur Amerika, serta menciptakan hampir 100.000 pekerjaan dengan gaji yang bagus, ujar Pelosi.
Sementara itu, Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy dan anggota Partai Republik lainnya menentang undang-undang tersebut karena dinilai tidak cukup keras terhadap China.
Perwakilan Indiana Jim Banks, Ketua Komite Studi Partai Republik, menyebutnya sebagai "RUU China palsu" dalam sebuah tweet.
Sejumlah raksasa produsen chip memperluas kapasitas produksi mereka di AS. Samsung Electronics Co. sedang mempertimbangkan untuk membelanjakan hampir US$200 miliar untuk 11 fasilitas manufaktur semikonduktor di Texas.
GlobalWafers Co. berencana untuk membangun fasilitas silicon-wafer senilai US$5 miliar di negara bagian yang akan menjadi yang terbesar dari jenisnya di Amerika.
Pengesahan undang-undang akan menjawab harapan para pelaku usaha di AS. Sebuah survei oleh Asosiasi Produsen Peralatan yang dirilis Senin menunjukkan hampir 90 persen dari produsen barang utuh, komponen, dan barang portabel mengatakan dengan meningkatkan produksi komponen dan chip dalam negeri dapat mengurangi tekanan rantai pasok.
Selain itu, 91 persen dari kepala eksekutif yang disurvei mengatakan pemerintah federal harus berinvestasi lebih banyak dalam pelatihan, karena empat dari lima perusahaan telah menunda produksi akibat kekurangan tenaga kerja terampil sejak perusahaan mulai menangani kekurangan chip tahun lalu.
Saat ini, AS masih memimpin dunia dalam desain chip, tetapi sebagian besar telah mengalihdayakan manufaktur ke perusahaan luar negeri seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. dan Samsung Electronics Co Korea Selatan.
Pangsa manufaktur semikonduktor AS telah turun menjadi 12 persen dari 37 persen sejak 1990 dan negara itu. Saat ini AS tidak menghasilkan chip paling canggih, yang sebagian besar dibuat di Taiwan.