Bisnis.com, JAKARTA – Kondiisi ekonomi global kian menantang. Sejumlah negara mencatat kenaikan inflasi sangat tinggi, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 persen.
Adapun inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan, setidaknya ada enam faktor penyebab inflasi antara lain permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harganya naik.
Inflasi dalam rentang yang terkendali menunjukan roda ekonomi di negara tersebut bergerak. Akan tetapi bila terlalu tinggi akan menyebabkan daya beli masyarakat turun sehingga berpotensi menambah jumlah orang miskin.
Salah satu negara yang menjadi korban inflasi adalah Sri Lanka. Tingkat inflasi di negara itu rata-rata 9,35 persen dari 1986 hingga 2022, mencapai titik tertinggi sepanjang masa 54,60 persen pada Juni 2022 dan rekor terendah -0,90 persen pada Maret 1995.
Sementara itu, Indonesia juga mengalami kenaikan inflasi, tetapi masih dalam rentang moderat menurut Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Juni 2022, inflasi secara tahunan mencapai level tertinggi sejak Juni 2017. Inflasi pada Juni 2022 tercatat 0,61 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi tahun kalender adalah 3,19 persen.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Juni 2022 berada pada level 4,35 persen, lebih tinggi dibandingkan Mei 2022, yakni 3,55 persen.
Baca Juga
Berikut adalah 10 negara dengan inflasi tertinggi:
- Libanon
Libanon menjadi negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia. Tingkat Inflasi di Lebanon rata-rata 28,51 persen dari 2008 hingga 2022, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 239,69 persen pada Januari 2022 dan rekor terendah -4,67 persen pada September 2015.
Kemudian, tingkat inflasi tahunan Lebanon melambat menjadi 210,08 persen pada Juni 2022 dari posisi tertinggi pada Mei di 211,43 persen. Inflasi tersebut mereda untuk sebagian besar komponen seperti makanan dan minuman nonalkohol, transportasi, perabot rumah tangga, perlengkapan rumah tangga dan perawatan rutin.
Sementara itu, harga terus meningkat baik untuk perumahan dan utilitas serts kesehatan. Pada skala bulanan, harga konsumen naik 9,23 persen per Juni, mempercepat dari kenaikan 7,85 persen di bulan sebelumnya.
- Zimbabwe
Selanjutnya, Zimbabwe menjadi negara kedua dengan tingkat Inflasi tertinggi yang meningkat menjadi 191,60 persen pada Juni dari 131,70 persen pada Mei 2022.
Tingkat Inflasi di Zimbabwe rata-rata 81,16 persen dari 2009 hingga 2022, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa 837,53 persen pada Juli 2020 dan rekor terendah -7,50 persen pada Desember 2009.
- Venezuela
Di sisi lain, tingkat Inflasi di Venezuela turun menjadi 167,15 persen pada Mei dari 222,30 persen pada April 2022.
Sejak 1973 sampai dengan 2022, tingkat inflasi di Venezuela rata-rata 3729,91 persen. Itu mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 34459,50 persen pada Februari 2019 dan rekor terendah 3,22 persen pada Februari 1973.
- Sudan
Tingkat Inflasi di Sudan turun menjadi 148,90 persen di bulan Juni dari 192,20 persen di Mei 2022. Di Sudan, tingkat inflasi mengukur kenaikan atau penurunan harga yang konsumen bayar untuk sekeranjang barang standar.
Tingkat Inflasi di Sudan rata-rata 68,32 persen dari 1971 hingga 2022, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 422,78 persen pada Juli 2021 dan rekor terendah -1 persen pada Desember 1979.
- Suriah
Suriah menjadi negara kelima dengan peningkatan inflasi menjadi 139,46 persen pada Agustus dari 133,67 persen pada Juli 2021. Tingkat Inflasi di Suriah rata-rata 11,72 persen dari tahun 1957 hingga 2021, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 139,46 persen pada Agustus 2021 dan rekor terendah -31,05 persen pada bulan September 2014.