Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Utama Inflasi versi Ekonom Senior Core

Pergerakan inflasi lebih ditentukan oleh faktor penawaran (supply) barang dan kebijakan harga oleh pemerintah.
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai bahwa kebijakan suku bunga bukan merupakan faktor pendorong inflasi, tetapi tetap berpengaruh. Laju inflasi tahun ini diperkirakan bisa berada di 4,5—5,5 persen.

Ekonom senior dan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai bahwa inflasi di negara ini tidak banyak terpengaruh oleh kebijakan suku bunga. Oleh karena itu, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) di 3,50 persen tidak akan berpengaruh signifikan terhadap inflasi.

Menurutnya, pergerakan inflasi lebih ditentukan oleh faktor penawaran (supply) barang dan kebijakan harga oleh pemerintah. Hal itu sejalan dengan analisis Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa terdapat cost push inflation sejak harga energi dan komoditas melambung tinggi.

"Sejauh ini kebijakan pemerintah mengatur impor serta mempertahankan subsidi BBM, gas, dan listrik cukup mampu menjaga inflasi relatif stabil di kisaran 4 persen. Walaupun terjadi kenaikan, inflasi masih terkendali," ujar Piter kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).

Meskipun begitu, dia menilai bahwa inflasi masih akan tetap menanjak, bahkan mungkin melebihi perkiraan pemerintah dengan batas tertinggi 4 persen. Pemerintah perlu menjaga sinergi kebijakan fiskal dan moneter agar laju inflasi tidak semakin membengkak.

"Selama pemerintah masih mempertahankan kebijakannya, saya perkirakan inflasi akan berada di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen," katanya.

Menurut Piter, kebijakan BI dalam menjaga suku bunga bertujuan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, yakni agar aktivitas perekonomian dapat berjalan dengan suku bunga rendah. Namun, kebijakan itu pun memiliki sisi gelap, yakni risiko arus modal keluar karena selisih dengan suku bunga luar negeri yang terus meninggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper