Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tingkat 3,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 dan 21 Juli 2022.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan alasan pihaknya mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen. Dia menilai keputusan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang masih terkendali di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global.
“Pertimbangan inflasi inti yang masih dalam sasaran dan juga risiko perlambatan itu tentu saja mempengaruhi kenapa kami masih mempertahankan suku bunga acuan,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).
Perry menjelaskan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 tercatat inflasi sebesar 4,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Namun, kenaikan inflasi tersebut lebih didorong dari sisi penawaran, terutama pada komponen harga bergejolak (volatile food) dan harga yang diatur pemerintah (administered prices).
"Di sisi lain, tingkat inflasi pada komponen inti kata Perry masih terjaga pada level 2,63 persen secara tahunan," imbuhnya.
Baca Juga
Dia pun memperkirakan tingkat inflasi inti hingga akhir tahun akan tetap terjaga pada kisaran 2 hingga 4 persen, meski inflasi secara umum diperkirakan mencapai 4,6 persen pada akhir 2022.
Dari sisi rupiah, nilai tukar rupiah hingga 20 Juli 2022 terdepresiasi 4,90 persen secara tahun berjalan [year-to-date/ytd] dibandingkan dengan level pada akhir 2021.
"Tingkat depresiasi tersebut kata dia relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia yang mencapai 6,41 persen, India 7,07 persen, dan Thailand 8,88 persen," ujarnya.