Bisnis.com, JAKARTA – Impor alat berat Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh sekitar 15 persen dari capaian tahun lalu.
Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyono mengatakan kenaikan impor seiring dengan peningkatan kebutuhan pasar alat berat dari 14.500 unit menjadi 20.000 unit.
"Dengan jumlah produksi di dalam negeri 10.000 unit, maka 10.000 unit lainnya akan diimpor," ujar Etot kepada Bisnis, Rabu (20/7/2022).
Menurut data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), kapasitas produksi alat berat di Indonesia sekitar 10.000 unit per tahun. Tahun lalu, Indonesia tercatat memiliki kapasitas produksi sekitar 6.000 unit.
Namun demikian, kata Etot, asosiasi belum selesai melakukan penghitungan jumlah impor alat berat selama semester I/2022. Ia pun memperkirakan informasi terkait baru dirilis pada akhir Juli 2022.
Sejalan dengan fenomena tersebut, pengadaan alat berat di emiten terkait diperkirakan juga mengalami peningkatan.
Sebagai contoh, induk usaha PT Trakindo Utama, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) memperkirakan pengadaan alat berat perusahaan meningkat 20 persen dari kapasitas normal tahunan sebanyak 650 unit tahun ini.
Dengan demikian, perusahaan melakukan pengadaan alat berat sebanyak 780 unit tahun ini.
Seiring dengan tingginya permintaan karena kebutuhan batu bara dunia, khususnya negara-negara Uni Eropa menjelang musim dingin, ABMM membuka semua opsi pengadaan, termasuk impor.