Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan kebutuhan pembiayaan korporasi, terutama sektor manufaktur dan perdagangan, tumbuh meningkat pada Juni 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi yang sebesar 16,4 persen pada Juni 2022, lebih tinggi dari SBT pada Mei 2022 sebesar 12,1 persen.
“Perkembangan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan pembiayaan dari sektor industri pengolahan, perdagangan, dan penyedia makanan minuman,” tulis BI dalam laporan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan seperti dikutip pada Senin (18/7/2022).
Peningkatan pembiayaan pada sektor tersebut terutama untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban jatuh tempo, dan mendukung pemulihan permintaan domestik.
Sebanyak 56,7 persen koresponden menyatakan kebutuhan pembiayaan pada Juni 2022 mayoritas dipenuhi dari dana sendiri. Jumlah tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 55,3 persen.
"Penambahan kredit baru di perbankan juga tercatat meningkat yaitu sebesar 9,4 persen pada Juni 2022, dari 4,5 persen pada bulan sebelumnya," tulis laporan BI.
Di sisi lain, survei mencatat sumber pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik dan pinjaman/utang dari perusahaan induk terindikasi melambat, masing-masingnya tercatat sebesar 7,9 persen dan 4,7 persen, dari Mei 2022 sebesar 9,1 persen dan 11,4 persen.
Menurut responden, pemilihan sumber pembiayaan tersebut terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana.