Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Pertamax Bakal Naik? Ini Jawaban Pertamina

Harga keekonomian BBM jenis Pertamax sudah menembus angka Rp17.950 per liter, sedangkan harga jual oleh Pertamina masih Rp12.500 per liter.
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga masih mengkaji kemungkinan alternatif untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di tengah harga keekonomian yang sudah menembus angka Rp17.950 per liter.

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan perseroan masih menghitung-hitung kemampuan anggaran untuk menambal selisih harga keekonomian dari harga jual di tengah masyarakat.

Adapun, Pertamina masih menahan harga jual Pertamax di angka Rp12.500 per liter atau ada selisih harga sekitar Rp5.450 untuk setiap pembelian satu liter BBM komersial tersebut.

“Sementara saat ini masih kami review [kenaikkan harga Pertamax], sambil melihat perkembangan harga minyak dunia,” kata Irto saat dihubungi, Minggu (17/7/2022).

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membeberkan pemerintah tidak ikut mengganti beban selisih harga keekonomian yang ditanggung Pertamina untuk menahan harga BBM jenis Pertamax di angka Rp12.500 per liter saat ini.

Padahal, Nicke mengatakan, harga keekonomian dari BBM komersial itu sudah menembus di angka Rp17.950 per liter. Artinya terdapat selisih sekitar Rp5.450 untuk setiap pembelian satu liter Pertamax.

“Jadi kalau pertanyaannya adakah yang sekarang kita masih jual di bawah harga keekonomiannya dan tidak diganti oleh pemerintah ada, yaitu Pertamax,” kata Nicke saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Nicke mengatakan perseroan mesti membayar selisih harga itu lewat keuntungan yang didapat Pertamina dari kegiatan bisnis hulu yang ikut menikmati profit di tengah harga minyak mentah dunia yang tinggi pada tahun ini.

“Iya betul lewat windfall [pembayarannya],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper