Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Masih Gak Percaya Klaim Jumlah Bot Twitter, Rencana Akuisisi Terancam Batal

Twitter berulang kali meyakinkan bahwa jumlah bot di platformnya kurang dari 5 persen dari total pengguna, namun, Elon Musk yakin angkanya lebih dari itu.
CEO Tesla Elon Musk. /Bloomberg
CEO Tesla Elon Musk. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pendiri dan CEO Tesla Elon Musk untuk mengakuisi Twitter Inc. terancam gagal karena keraguan terhadap pelaporan jumlah bot spam di platform media sosial tersebut.

Dilansir Bloomberg, Twitter telah berulang kali mengatakan bahwa jumlah bot spam kurang dari 5 persen dari total penggunanya. Di sisi lain, Musk bersikeras bahwa jumlahnya lebih tinggi dari angka tersebut.

Hal ini membuat orang terkaya di dunia tersebut mengancam akan membatalkan rencananya untuk mengakuisisi Twitter senilai US$44 miliar jika ia tidak mendapat konfirmasi tentang persentase bot Twitter.

Sebelumnya, Washington Post melaporkan bahwa tim Musk telah menyimpulkan Twitter tidak dapat memverifikasi angka-angkanya di akun spam dan telah berhenti terlibat dalam diskusi seputar pendanaan kesepakatan Masalah ini membuat rencana akuisisi oleh CEO Tesla dalam bahaya besar.

Juru bicara Twitter mengatakan perseroan telah bekerja sama dan akan terus berbagi informasi dengan Elon Musk untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan ketentuan perjanjian merger.

“Kami percaya perjanjian ini adalah untuk kepentingan terbaik semua pemegang saham. Kami bermaksud untuk menyelesaikan transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati,” ungkap juru bicara, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (8/7/2022).

Saham Twitter turun sekitar 4 persen dalam perdagangan after-hours setelah laporan surat kabar tersebut. Saham telah turun 10 persen tahun ini dan ditutup pada US$38,79 di New York.

Sebelumnya, eksekutif Twitter mengatakan dalam sebuah media briefing bahwa perusahaan mendapat hasil perhitungan persentase bot spam sebesar 5 persen dari tinjauan ribuan akun setiap kuartal secara manual dan memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya jauh di bawah apa yang diungkapkan dalam pengajuan.

Perusahaan juga menggunakan data internal untuk mengonfirmasi jumlah bot, termasuk hal-hal seperti alamat IP atau nomor telepon untuk menentukan apakah akun dijalankan oleh manusia.

Musk telah menuntut audit atas perhitungan Twitter. Namun, Twitter mengatakan mereka telah berbagi beberapa data dengan Musk, dan bekerja dengan timnya dalam batas-batas perjanjian akuisisi.

Seorang eksekutif menolak berkomentar mengenai data apa yang dibagikan dengan Musk, tetapi mengatakan bahwa perusahaan tidak membagikan data internal dengan orang luar karena masalah privasi.

Twitter sebelumnya memberi Musk akses ke data tweet publik. Seorang eksekutif Twitter memperingatkan bahwa tidak mungkin bagi orang luar untuk secara akurat memperkirakan jumlah bot pada layanan tanpa data tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper