Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 500 orang terkaya di dunia kehilangan $1,4 triliun atau Rp209 kuadriliun (dengan Kurs Rp14,952) pada paruh pertama 2022. Ini menandai penurunan paling curam yang pernah ada untuk kelas miliarder global.
Melansir dari Bloomberg Billionaires Index pada Senin (4/7/2022), kekayaan bersih pendiri Tesla Elon Musk anjlok hampir $62 miliar atau Rp927 triliun pada semester I/2022. Jeff Bezos sebagai pendiri Amazon melihat kekayaannya turun bebas sekitar $63 miliar atau Rp942 triliun.
Bahkan, pendiri Facebook dan perusahaan induknya Meta Platforms Mark Zuckerberg harus rela kekayaan bersihnya tergerus lebih dari setengahnya menjadi $60 miliar atau Rp897 triliun.
Terlepas dari kerugian mereka, Elon Musk masih menjadi orang terkaya pertama di dunia dengan kekayaan $208,5 miliar atau Rp3.100 triliun dan Bezos menduduki peringkat kedua dengan kekayaan bersih $129,6 miliar atau Rp1,9 kuadriliun.
Mereka adalah urutan tertinggi orang dengan kekayaan lebih dari Rp1.400 triliun atau US$100 miliar. Jika melihat pada awal tahun, kekayaan mereka melebihi dari jumlah itu.
Angka ini sangat jauh mencolok dari dua tahun lalu, saat kekayaan orang super kaya membengkak ketika pemerintah dan bank sentral meluncurkan langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah pandemi Covid-19.
Baca Juga
Dengan para pembuat kebijakan sekarang menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang meningkat, beberapa saham yang sempat terbang tertinggi pun anjlok dan miliarder yang memilikinya kehilangan kekayaan dengan cepat.
Namun, kelas miliarder telah mengumpulkan begitu banyak kekayaan dalam beberapa tahun terakhir sehingga sebagian besar tidak hanya dapat menahan paruh pertama terburuk sejak 1970 untuk Indeks S&P 500, mereka juga kemungkinan mencari penawaran.
Itu berlaku pada paruh pertama tahun ini di beberapa sudut pasar keuangan global yang paling tertekan.
Misalnya, Vladimir Potanin, orang terkaya di Rusia dengan kekayaan US$35,2 miliar atau Rp526 triliun, mengakuisisi Societe Generale SA di Rosbank PJSC awal tahun ini di tengah dampak dari invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina. Dia juga membeli saham sebuah bank digital dari konglomerat Rusia Oleg Tinkov dengan harga yang lebih rendah dari nilainya dulu.
Kemudian, ada Sam Bankman-Fried, Chief Executive Officer (CEO) Crypto Exchange FTX, mengakuisisi 7,6 persen saham di Robinhood Markets Inc. pada awal Mei setelah harga saham pialang berbasis aplikasi turun 77 persen dari penawaran umum perdana yang sangat diantisipasi Juli lalu. Miliarder berusia 30 tahun itu juga telah bertindak sebagai pemberi pinjaman terakhir untuk beberapa perusahaan crypto yang bermasalah.
Pembelian paling terkenal dan yang sempat membuat heboh adalah ketika Elon Musk mencapai kesepakatan senilai US$44 miliar atau Rp657 triliun untuk membeli Twitter Inc. Dia menawarkan untuk membayar US$54,20 atau Rp810 ribu per saham ketika saham perusahaan media sosial diperdagangkan seharga US$37,44 atau Rp559 ribu per saham.
Orang terkaya di dunia itu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bulan lalu bahwa ada beberapa masalah yang belum terselesaikan sebelum transaksi dapat diselesaikan.
“Ada batasan untuk apa yang bisa saya katakan di depan umum. Masalah ini agak sensitif,” pungkas Musk.