Bisnis.com, JAKARTA – Kolaborasi atau kerja sama business to business antar stakeholder terkait menjadi kunci penting untuk merealisasikan integrasi antarmoda transportasi.
Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menjelaskan contohnya adalah kerja sama Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dengan Light Rail Transit (LRT) dan Transjakarta dalam integrasi satu tarif agar lebih terjangkau. Kemudian ada juga kolaborasi antara PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan Gojek untuk memudahkan dalam urusan pembelian tiket KRL melalui fitur GoTransit di aplikasi Gojek.
Moda transportasi publik yang terintegrasi, tekannya, dapat memudahkan penumpang dalam mengestimasi waktu perjalanan, hingga memantau jadwal operasional transportasi publik dapat dilakukan dalam satu fitur.
“Menurut saya kerja sama antar badan usaha itu bagus. Disinergikan agar tidak ada sekat yang menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik. Karena transportasi saat ini menjadi media bagi orang untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, dan tidak selalu dari rumah ke kantor saja,” ujarnya, Rabu (26/6/2022).
Selain integrasi moda transportasi, lanjut Yayat, untuk mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Jabodetabek juga perlu dilakukan integrasi tarif, kelembagaan, dan integrasi jadwal. Menurutnya apabila seluruh hal tersebut sudah terintegrasi, tinggal memerlukan manajemen trafik untuk pembatasan.
Pengamat transportasi Azas Tigor juga menilai pembatasan kendaraan melalui ganjil genap yang diterapkan saat ini bukanlah solusi yang tepat. Justru hal itu akan menambah kemacetan, karena mendorong orang untuk membeli mobil kedua dengan nomor ganjil atau genap sesuai kebutuhan.
Baca Juga
“Jakarta ini macetnya sudah kompleks, kalau mau diselesaikan tidak bisa parsial, tapi perlu yang sistematis,” tuturnya.
Oleh karena itu, integrasi moda transportasi hingga ke wilayah penyangga Jakarta harus dilakukan secara menyeluruh. Begitu pun dengan layanan pembelian tiket yang juga perlu diintegrasikan dalam satu platform untuk memudahkan pengguna.
Jika hal tersebut sudah dilakukan, maka dengan sendirinya akan menarik pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
“Kalau perlu, parkir kendaraan pribadi ditiadakan di Jakarta untuk mendorong orang menggunakan kendaraan umum,” tekannya.