Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa Ketua G20 Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah "mengesampingkan" kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan KTT G20 di Bali, Indonesia pada November mendatang. Pernyataan ini pun ditepis oleh Kremlin.
Indonesia memang memegang kepresidenan bergilir G20 tahun ini dan negara-negara Barat telah menekan Jokowi untuk mengecualikan Presiden Rusia dari KTT, setelah adanya pengumuman pada April lalu bahwa Putin telah diundang.
“Presiden Widodo mengesampingkannya. Dia [Putin] tidak akan datang. Apa yang mungkin terjadi adalah Putin akan melakukan partisipasi jarak jauh, kita lihat saja nanti," ujar Draghi seperti dikutip dari Expatica.com pada Rabu (29/6/2022).
Kremlin pun bereaksi cepat atas pernyataan Draghi mengenai kemungkinan Putin tak akan hadiri KTT G20 di Bali. Penasihat Kremlin Yuri Ushakov memberi tanggapan bahwa Draghi tidak memutuskan soal itu.
"Kami telah menerima undangan dan kami telah menanggapinya secara positif. Dia [Draghi] pasti lupa bahwa dia bukan lagi tuan rumah G20, seperti tahun lalu,” tambah Ushakov yang dikutip kantor berita Rusia Interfax.
Senin (27/6/2022), Ushakov mengatakan bahwa Rusia tertarik untuk berpartisipasi langsung dalam KTT 15-16 November 2022. Hal tersebut sesuai undangan yang diterima dari Indonesia sebagai ketua Presidensi G20 Bali.
Baca Juga
Sama seperti kebanyakan negara berkembang, Indonesia juga terus mencoba untuk mempertahankan posisi netral dan telah menyerukan resolusi damai untuk perang antara Rusia vs Ukraina.
Jokowi sendiri dijadwalkan akan mengunjungi Kyiv pekan ini untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang juga dia undang ke KTT G20. Tentunya, ini dilakukan sebelum menuju ke Moskwa untuk bertemu Putin. Jokowi telah berbicara bahwa dirinya akan mendesak pembicaraan damai selama menemui dua pemimpin negara itu.
Pemimpin G7 Hadiri KTT
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan para pemimpin G7 menunjukkan “persatuan yang kuat” bahwa “kami tidak ingin memisahkan G20”.
Dia mengatakan, untuk saat ini, para pemimpin G7 masih berencana pergi ke Bali daripada memboikot dari acara tersebut. Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebelumnya mengatakan dia tidak mengesampingkan duduk dengan Putin.
"Penting untuk memberitahunya secara langsung apa yang kita pikirkan tentang dia," katanya.
Negara-negara G20 menyumbang sekitar 80 persen dari total output ekonomi dunia, sedangkan G7 menyumbang sekitar 31 persen. Diketahui, Putin bergabung dengan KTT G20 tahun lalu di Roma Oktober lalu melalui konferensi video, karena krisis akibat pandemi Covid-19.