Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan melelang kembali aset milik PT Timor Putera Nasional, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Pelelangan tersebut merupakan yang ketiga kalinya dilakukan.
Lelang aset ini diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Purwakarta melalui situs lelang.go.id, Jumat (10/6/2022).
Batas akhir penawaran lelang ditetapkan pada Jumat (17/6/2022) pukul 10.30 WIB. Aset Tommy tersebut ditawarkan dengan harga Rp2,06 triliun, turun dari harga yang ditetapkan pada lelang sebelumnya sebesar Rp2,4 triliun dan Rp2,15 triliun.
Aset Tommy yang akan dilelang yaitu sebanyak empat bidang tanah di wilayah Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Berikut adalah rinciannya. Pertama, tanah seluas 518.870 meter persegi di Desa Kamojing, Kabupaten Karawang, dengan SHGB Nomor 3/ Kamojing atas nama PT Timor Industri Komponen.
Kedua, tanah seluas 530.125,526 meter persegi di Desa Kamojing, Kabupaten Karawang, dengan SHGB Nomor 4/Kamojing atas nama PT KIA Timor Motors.
Ketiga, tanah seluas 100.985,15 meter persegi di Desa Cikampek Pusaka, Kabupaten Karawang, dengan SHGB Nomor 5/ Cikampek Pusaka atas nama PT KIA Timor Motors.
Keempat, tanah seluas 98.896,700 meter persegi di Desa Kalihurip, Kabupaten Karawang SHGB Nomor 22/Kalihurip atas nama PT KIA Timor Motors.
Adapun pada awalnya lelang aset milik Tommy Soeharto yang disita oleh Satuan Tugas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) pertama berlangsung pada 12 Januari 2022. Nilai limit dari aset itu tercatat senilai Rp2,4 triliun dengan uang jaminan Rp1 triliun.
Lelang kedua, dilakukan pada 27 April 2022 dengan nilai limit lelang senilai Rp2,15 triliun dengan uang jaminan Rp430,2 miliar.
Direktur Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sempat mengatakan alasan penurunan nilai lelang tersebut karena aset tersebut tidak lalu pada lelang sebelumnya.
"Pada saat lelang pertama tidak laku, itu kami evaluasi dulu, kemudian kami tim [penilai] turun lagi ke lapangan. Kenapa? Ini mungkin bilang alasanya apa kenapa turun, saya tidak bisa menjawab, karena penilai hanya akan bisa menjelaskan kepada yang meminta penilaian," ujar Ani, sapaan akrabnya.