Bisnis.com, JAKARTA – Hingga saat ini, progres konstruksi Pusat Grosir Senen Jaya di Jalan Pasar Senen, Senen, Jakarta Pusat telah mencapai 78 persen dan ditargetkan dapat serah terima tahap pertama pada Maret 2023.
Manajer Pemasaran Pasar Senen Blok I dan II Edi Santoso mengatakan secara keseluruhan proyek Senen Jaya dikembangkan oleh Pembangunan Jaya Group.
Senen Jaya Blok I dan II dibangun di atas lahan seluas 2 hektar yang akan menampung 1.693 unit kios di lantai basement, lantai dasar, lantai 1 dan 2 hingga lantai atap dengan investasi mencapai Rp900 miliar.
Meski tengah dalam tahap konstruksi, Blok I dan II penjualannya sudah mencapai lebih dari 60 persen. Targetnya, tahap pertama gedung niaga ini akan siap diserahterimakan kepada penyewa pada Maret 2023.
“Sampai hari ini pembangunan Struktur Arsitektur Plumbing (SAP) sudah mencapai 78 persen. Target yang telah ditetapkan, ground breaking dilakukan pada November 2019 dan akan selesai serah terima perdana di bulan Maret 2023. Jadi tahun depan penyewa yang rata-rata adalah para pedagang existing Blok I dan II sudah bisa menggunakan kios barunya di gedung ini,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (3/6/2022).
Senen Jaya menawarkan kios ukuran 4 hingga 20 meter persegi dengan rentang harga Rp50 juta hingga Rp187 juta per meter persegi yang tergantung letak lantainya. Harga tersebut adalah harga sewa selama 20 tahun pemakaian. Harga unit Blok I dan II Senen Jaya terus mengalami kenaikan bila dibandingkan harga perdana pada 2019 sekitar Rp35 juta – Rp128 juta per meter persegi.
Kebutuhan ruang komersial di kawasan Senen yang merupakan jantung perniagaan di Kota Jakarta ini sejalan dengan tumbuhnya perekonomian di Indonesia. Banyak orang-orang di daerah memilih untuk berbisnis retail sehingga untuk memenuhi kebutuan usahanya tersebut mereka belanja ke Senen Jaya.
“Maka itu, potensi unit untuk disewakan kembali juga sangat besar. Sebagai gambaran kios di senen jaya harga secondary-nya bisa mencapai Rp300 juta per meter persegi, bahkan lebih,” katanya.
Untuk menarik minat konsumen, developer menjamin tak ada kenaikan harga unit selama 20 tahun. Selain itu, developer juga menawarkan angsuran bertahap panjang selama 5 tahun. “Opsi cara bayar yang menarik juga menjadi strategi kami memasarkan unit. Saat ini unit di lantai basement, dan lantai atap sudah habis tersewa,” tuturnya.
Pada awal Juni ini, pengembang menggelar kegiatan temu konsumen (customer gathering) di Blok I dan II. Di sana pengunjung dapat melihat unit yang sudah jadi sekaligus memantau progres pembangunan. “Silahkan datang, mumpung ada promo diskon tambahan sebesar 15 persen dari harga jual,” ujarnya.
Adapun pembangunan proyek Pasar Senen Jaya I dan II tersebut maju dari rencana awal akibat terjadi kebakaran. Awalnya Pembangunan Jaya Group berencana mengembangkan Blok 5 dulu, namun karena keberadaan Blok I dan II lebih urgensi, maka menjadi prioritas. “Pedagangnya sudah ada, mereka butuh tempat usaha yang layak dalam waktu singkat setelah insiden kebakaran 2017 lalu,” ucapnya.
Pasar Senen yang sudah ada sejak tahun 1733 ini menjadi salah satu pusat perputaran uang di Jakarta, lantaran memiliki daya tarik bagi pembeli barang-barang kualitas impor yang dijual dengan harga murah. Tidak heran bila lokasi Pasar Senen biasa didatangi oleh pemburu thrifting. Banyak barang yang dijual dengan harga miring seperti baju, jam tangan, sepatu, sendal, tas, kacamata, dan lain lain.
Harganya pun beragam tergantung grade dari barang yang dijual tersebut. Namun yang paling murah bekisar Rp5.000 hingga jutaan rupiah juga ada. Barang-barang impor yang ada di sana rerata berasal dari, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
“Nantinya Blok I dan II akan diramaikan pedagang pakaian, jam tangan, kacamata, perlengkapan TNI/Polri, pakaian hingga atribut partai dan aksesoris kendaraan tumplek blek di sini,” terangnya.
Pasar Senen Jaya Blok I dan II bakal dilengkapi lot parkir sebanyak 600 kendaraan. Konsep area lobi 360 memudahkan pengunjung dan pedagang untuk mengakses pasar dari sisi manapun. Semakin nyaman, area juga akan tersedia tempat kongkow, area kulineran, pusat kue subuh di Jakarta Pusat dan berkesenian untuk melayani kaum urban Jakarta dan sekitarnya.
Edi optimistis bisnis properti akan terus pulih seiring dengan perekonomian yang berangsur-angsur membaik, meski proses pemulihan ekonomi ke depan masih penuh tantangan yang harus direspons dengan kebijakan makro ekonomi dan kebijakan struktural secara tepat.
“Khusus sektor pedagang, kami berharap pemerintah memberikan paket stimulus, misalnya berupa keringanan pajak, kredit bunga rendah, hingga pelatihan pedagang dalam mengelola finansial bisnis. Ini sangat diperlukan karena putaran ekonomi di pasar menjadi salah satu penguat pemulihan ekonomi nasional, sehingga perlu terus dijaga untuk mengakselerasi tingkat pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.