Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia ditargetkan mulai memproduksi secara mandiri obat-obatan yang diformulasikan dari bahan baku obat (BBO) lokal pada September 2022.
Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Rizka Andalucia menjelaskan obat-obatan yang diproduksi tersebut juga akan segera digunakan di fasilitas-fasilitas kesehatan Tanah Air.
Perlu diketahui, beberapa industri farmasi telah menyampaikan komitmen mengganti BBO impor menjadi lokal antara lain, PT Dexa Medica, PT Dipa Pharmalab, PT Phapros Tbk., PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Kemudian, PT Pertiwi Agung, PT Otto Pharmaceutical, PT Lapi Laboratories, dan PT Meprofarm.
"Proses change source akan selesai dan menghasilkan produk obat yang diformulasi dengan BBO dalam negeri pada September 2022, sehingga bisa segera digunakan di fasilitas kesehatan," kata Rizka ketika ditemui di acara peresmian pabrik BBO Kimia Farma di Cikarang, Kamis (2/6/2022).
Dia pun berharap komitmen para pelaku industri farmasi tersebut terus berlanjut demi menjamin keberlangsungan industri BBO serta meningkatkan ketahanan pangan.
Di samping itu, sambungnya, pemerintah akan melakukan pendampingan kepada industri farmasi dalam melakukan change source BBO untuk mewujudkan percepatan pengembangan industri farmasi Tanah Air.
Dengan demikian, masalah rendahnya penggunaan BBO dalam negeri menjadi produk obat karena proses tahapan yang harus dilalui oleh pelaku industri farmasi juga bisa teratasi.
Sampai dengan 2021, terdapat beberapa bahan baku obat yang sudah diproduksi di dalam negeri, di antaranya paracetamol oleh PT Riasima, klopidogrel dan atorvastatin diproduksi oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopeia.
Kemudian, erithropoietin oleh PT Daewung Infion dan PT Kalbio Global, garam farmasi oleh PT Karya Daya Syafarmasi, serta simvastatin, efavirenz, entekavir yang diproduksi oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopeia.