Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Atur Strategi Akselerasi Pembentukan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN berharap sejumlah kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik dapat menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi yang ramah lingkungan.
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tengah mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik seiring dengan target operasi pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter yang diharapkan efektif pada tahun depan.

Vice President Komunikasi Korporat PLN Dini Sulistywati mengatakan perseroan sudah membangun 129 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 98 titik di seluruh Indonesia. PLN menargetkan dapat menambah 32 unit SPKLU yang tersebar di 25 titik secara nasional.

Selain SPKLU, PLN juga telah menyediakan layanan home charging dengan menghadirkan diskon sebesar 30 persen bagi pengisian daya di rumah pelanggan pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB. PLN juga telah mengembangkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

“PLN akan terus menyiapkan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) hingga layanan home charging serta berbagai stimulus lainnya,” kata Dini melalui pesan WhatsApp, Rabu (1/6/2022).

Harapannya, dia mengatakan, kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik itu dapat menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi yang ramah lingkungan. Dengan demikian, permintaan industri untuk sejumlah komponen mineral seperti tembaga hingga nikel dari hasil pemurnian smelter dapat terserap optimal ke depan.

“Sebagai bagian dalam upaya meningkatkan nilai tambah bagi produk tambang dalam negeri lewat hilirisasi mineral, PLN telah memiliki roadmap untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik,” tuturnya.

Setoran PT Freeport Indonesia (PTFI) ke kas negara dari investasi pada pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur diperkirakan dapat menyentuh di angka US$80 miliar atau setara dengan Rp1.165,6 triliun (asumsi kurs Rp14.570/US$), hingga akhir masa izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 2041.

Adapun pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga itu ditarget rampung mencapai 50 persen dengan realisasi investasi sebesar US$1,6 miliar atau setara dengan Rp23,31 triliun pada tahun ini.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan proyeksi itu ditopang oleh momentum peralihan rantai pasok dunia pada industri yang berbasis energi baru dan terbarukan atau EBT yang belakangan mengerek naik harga komoditas tembaga itu hingga pertengahan tahun ini. Tony memperkirakan harga komoditas itu bakal tetap tertahan tinggi seiring dengan terciptanya keseimbangan baru pada pasokan industri berbasis EBT ke depan.

“Harga tembaga saat ini sangat tinggi bukan karena supercycle sebenarnya tetapi karena memang permintaannya besar sekali untuk kendaraan listrik dan EBT, sekarang harga tembaga US$4,5 per pound sebelum pandemi US$3,25 per pound begitu pandemi US$2,75 per pound sekarang US$4,5 per pound, nikel juga naik diikuti emas dan timah,” kata Tony saat ditemui Bisnis di Jakarta, Selasa (31/6/2022).

Dengan harga tembaga yang tertahan tinggi itu, Tony menuturkan, smelter bikinan PTFI dengan kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat atau 480.000 ton logam tembaga setiap tahunnya bakal dapat melunasi keseluruhan surat utang berjangka atau global bond yang sempat diterbitkan terkait dengan pembiayaan akuisisi saham PTFI dan pembangunan smelter tersebut pada 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper