Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dunia saat ini tengah terancam inflasi pangan.
Dia mengatakan, sebagian besar harga pangan mengalami peningkatan sehingga memengaruhi sebagian besar negara termasuk Indonesia.
Kendati demikian, dampak yang dirasakan Indonesia tak terlalu besar. Ini lantaran Indonesia dalam tiga tahun terakhir sukses membentuk swasembada komoditas beras.
"Untungnya Indonesia dalam tiga tahun terakhir sudah melakukan swasembada komoditas beras. Jadi bahan pokok utama tersedia di dalam negeri," kata Airlangga dalam dalam Indonesia Pavilion: Indonesia Economic Outlook 2022 and The G20 Presidency, Senin (23/5/2022).
Di lain sisi, mengenai dampak perang antara Rusia dan Ukraina, Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia tak akan terkena dampak langsung dari konflik kedua negara tersebut. Pasalnya, perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina hanya sekitar US$2 miliar dalam setahun.
Namun, mengingat 40 persen dari total kebutuhan gandum dalam negeri berasal dari Ukraina, dampak konflik kedua negara sudah pasti dirasakan oleh perusahaan mie di Indonesia.
"Mereka dapat mengubah harga mi sehingga akan ada inflasi me. Dalam tiga tahun terakhir kenaikan harga mi mendekati nol," ungkap Airlangga.
Airlangga memperkirakan, kenaikan harga mi akan terjadi di 2022, meskipun perusahaan mi di Indonesia sudah mengamankan kontrak impor gandum hingga September 2022.