Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Sebut Surplus Neraca Dagang Bakal Pacu Ekonomi Indonesia

Kementerian Keuangan menyatakan tingginya surplus neraca perdagangan akan berdampak positif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal mendatang.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak positif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II/2022 dan menopang stabilitas nilai tukar Rupiah.

"Ini menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia," kata Febrio melalui keterangan tertulisnya, Rabu (18/5/2022).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$7,56 miliar pada April 2022.

Adapun total nilai ekspor pada April 2022 mencapai US$27,32 miliar, sedangkan nilai impor lebih rendah, sebesar US$19,76 miliar.

Dari sisi ekspor, terutama pada sektor manufaktur sebagai komponen penyumbang tertinggi ekspor nonmigas tetap tumbuh secara konsisten, dengan pertumbuhan tahunan nyaris 30 persen yaitu 27,92 persen (year-on-year/yoy).

Sebagaimana diketahui, sektor manufaktur merupakan sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dalam perekonomian, khususnya dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan sektor ini, terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022.

Febrio menjelaskan, arah kebijakan pemerintah akan terus menggalakkan ekspor yang bernilai tambah tinggi dengan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Produk tersebut, antara lain  besi, baja dan feronikel sebagai olahan mineral kini mulai menopang ekspor Indonesia dengan pertumbuhan yang pesat.

Adapun, prioritas  hilirisasi SDA pemerintah adalah tambang dan mineral (nikel hidrat, besi dan baja), CPO (margarin, sabun mandi), migas dan batubara (etilena, propilena, dan lain-lain).

Kemudian dari sisi impor, meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya, impor Indonesia pada April 2022 tercatat tetap kuat.

Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 88,48 persen yoy dan 12,47 persen yoy. Sedangkan berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi masih tumbuh positif dan kuat sebesar 25,51 persen yoy, 15,16 persen yoy, dan 4,21 persen yoy.

Peningkatan impor barang konsumsi, kata Febrio, mengindikasikan pulihnya daya beli masyarakat. Sedangkan peningkatan pada impor bahan baku dan barang modal, lanjut dia, mengindikasikan  adanya peningkatan aktivitas industri di dalam negeri salah satunya didorong perbaikan iklim industri domestik.

Kinerja ekspor dan Impor Indonesia di bulan April 2022 ini menunjukkan kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Febrio mengatakan apabila dibandingkan dengan tahun lalu, maka arah penguatan pada 2022 diperkirakan jauh lebih baik.

"Hal ini disebabkan kondisi surplus neraca perdagangan yang lebih besar, serta pandemi yang semakin mengarah ke endemi yang memperkecil hambatan mobilitas”, ujar Febrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper