Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Gairahkan Ekonomi, Pemerintah Mesti Jaga Momentum Pertumbuhan

Pemerintah diminta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang meningkat signifikan saat Ramadan dan Lebaran.
Warga memadati pusat perbelanjaan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga memadati pusat perbelanjaan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA - Pemerintah diminta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang meningkat signifikan saat Ramadan dan Lebaran.

Aviliani, Wakil Kepala Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi keberanian pemerintah yang mengizinkan pelaksanaan mudik sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

“Terbukti, uang beredar sangat besar. Di sektor perhotelan, tingkat okupansi mencapai 70 persen. Hal serupa juga di sektor makanan dan minuman. Pertumbuhan yang signifikan ini bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di akhir tahun,” tuturnya dalam diskusi tentang peredaran uang selama mudik di Forum Merdeka Barat 9, Selasa (17/5/2022).

Dia melanjutkan, berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi pandemi melahirkan ekspektasi pada masyarakart bahwa perekonomian mulai membaik sehingga mereka mulai membelanjakan yang selama ini disimpan di sektor perbankan.

Menurutnya yang paling terlihat di sektor pariwisata, termasuk berwisata ke luar negeri. “Jadi sektor partiwisata dalam negeri mesti terus diperbaiki sehingga orang tidak pergi ke luar negeri dan uang yang beredar tetap berada di dalam negeri,” tambahnya.

Lanjutnya, dengan meningkatnya konsumsi, para pengusaha, khususnya di bidang industri pengolahan pun mulai meningkatkan produksi sehingga dia optimistis tingkat inflasi tidak akan terlalu tinggi karena adanya keseimbangan antara permintaan dan suplai.

“Pertumbuhan investasi naik 4 persen sejalan dengan konsumsi yang juga di kisaran 4 persen dan pengusaha sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berlanjut,” tuturnya.

Melihat fenomena ini, menurutnya pemerintah mesti menjaga momentum dengan menjaga komunikasi publik sehingga informasi tentang pertumbuhan dan berbagai upaya menjaga pertumbuhan ini bisa tersampaikan ke masyarakat dengan baik dan jelas.

“Jangan sampai ada narasi-narasi negatif dari orang-orang yang tidak menginginkan pertumbuhan ekonomi ini terus berlangsung. Saat ini era media sosial, orang bisa mendapatkan informasi dari sana sehingga pemerintah perlu menyapaikan dengan baik kepada masyarakat,” kata pengamat ekonomi senior ini.

Sejauh ini menurutnya, dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, pemerintah sudah melakukan hal yang tepat mulai dari konsumsi langsung. Hal ini bisa dilihat dari pengadaan barang dan jasa yang nilai tendernya di bawah Rp15 miliar, boleh diikuti oleh UMKM. Langkah lainnya seperti membertikan insentif fiskal berupa pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah dan kendaraan bermotor.

Akan tetapi, hal-hal itu menurutnya tidak cukup untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sektor infrastruktur menurutnya juga perlu digenjot lebih jauh lagi karena memiliki daya ungkit yang besar. Karena itu pelaksanaan pembangunan infrastrutkur menurutnya perlu dipercepat.

“Di samping itu pemerintah perlu percepat belanja atau pengeluaran. Saya melihat perlu adanya diskresi untuk mempercepat belanja di saat terjadi ketidakpastian ekonomi. Kalau segala hal perlu persetujuan DPR, prosesnya akan lama,” jelasnya.

Tri Saktiyana, Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan mengamini bahwa pertumbuhan ekonomi melejit sat mudik 2022. Sektor jasa di daerah itu tumbuh 24,3 persen. Hal ini turut mengerek pertumbuhan sektor pertanian yang naik menjadi 10,82 persen setelah DIY kebanjiran pemudik dan wisatawan sebanyak 1,5-2 juta jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper