Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01 persen serta inflasi terkendali membuat Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian saling memuji.
Dalam acara Halal Bi Halal Bank Indonesia (BI) yang digelar secara virtual, Kamis (12/5/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi dukungan Bank Indonesia dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Sebagaimana diketahui, perekonomian Indonesia tumbuh mencapai 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di kuartal I/2022. Laju inflasi juga berhasil dikendalikan pada level yang rendah dalam rentang target inflasi 2022.
"Tentu ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil baik makro maupun mikro berjalan efektif," Arilangga melalui siaran pers.
Pencapaian tersebut, tentunya tidak lepas dari kerjasama antar seluruh pemangku kepentingan bersama masyarakat, salah satunya peran dari BI.
Menanggapi hal itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengucapkan terima kasih atas koordinasi dan sinergi yang terjalin kuat selama ini, antara BI dan Kementerian Bidang Perekonomian.
Baca Juga
Perry mengatakan, BI siap untuk terus mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas, serta siap untuk berkoordinasi lebih erat lagi.
Asal tahu saja, pemerintah bersama BI telah melaksanakan beberapa program kerjasama seperti burden sharing melalui surat keputusan bersama (SKB) antara Bank Indonesia dan Pemerintah, Program Tim Pengendalian Inflasi Nasional yang terus berperan dalam menjaga stabilitas harga, serta inovasi-inovasi dalam Sistem Pembayaran Digital yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Airlangga menyampaikan, kerjasama yang telah terjalin selama ini tentunya akan meningkatkan laju perputaran ekonomi nasional yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kerjasama yang terjalin selama ini, kata Airlangga akan terus dikuatkan lagi.
"Kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini agar kita kuatkan lagi, karena sudah banyak tantangan dan risiko bidang ekonomi keuangan di depan mata, baik dari pandemi Covid-19 yang belum usai maupun dampak dari konflik geopolitik," ujar Arilangga.