Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengendalian Iklim, BKPM: Butuh Dana Rp343,6 Triliun per Tahun

Untuk mencapai target pengendalian iklim, dibutuhkan dana sebesar  Rp343,6 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan.
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa
Ilustrasi perubahan iklim/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan untuk mencapai target dalam hal pengendalian iklim, dibutuhkan dana sebesar  Rp343,6 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan. Sementara, Indonesia baru bisa mengupayakan 29-30 persennya saja.

"Ada gap disitu, yakni Rp241 triliun per tahun financing yang kita perlukan untuk bisa memenuhi target-target yang kita setting sendiri," kata Indra dalam Green Economy Indonesia Summit 2022: "The Future Economy of Indonesia" Day 2, Kamis (12/5/2022).

Lantas, bagaimana cara pemerintah mengatasi gap tersebut? Salah satu yang diandalkan adalah investasi.

Berdasarkan data BKPM, investasi senilai Rp901 triliun yang terealisasi pada 2021. Dari Rp901 triliun, setengahnya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan setengahnya lagi berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Kendati demikian, Indra mengakui bahwa aspek hijau tidak dikategorikan per proyek sehingga BKPM melakukan 'penangkapan' di perizinan.

"Kalau pelaku usaha mencemari lingkungan, sudah pasti dia akan dicabut izinnya," ungkapnya.

Data lain dari PLN misalnya. Dari rencana RUPTL sampai 2030, Indra mengungkapkan kurang lebih setengahnya akan dibuat pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan atau sekitar 40,6 gigawatt (GW).

Contoh lain, adalah penerbitan sukuk green bond dengan tenor 30 tahun.

"Itu juga dalam 2-3 tahun terakhir angka nya sekitar US$5 miliar," ungkapnya.

Hal lainnya, di BKPM misalnya sudah mulai mengemas sebuah proyek investasi, dimana masing-masing projek akan dilihat dimana aspek hijaunya. Kalaupun tidak memiliki aspek hijau, maka harus diadakan. Ini, kata Indra akan diteruskan ke depannya agar proyek-proyek investasi ramah lingkungan.  

Upaya lainnya adalah dengan meluncurkan mobil listrik pertama buatan Indonesia, dua bulan lalu. Dia membeberkan, pabrik baterai mobil listrik akan didirikan pada akhir 2023, dan disaat yang bersamaan akan dibangun pula pabrik recycle dan charging station mobil listrik.

"Ini sebuah upaya end-to-end untuk bisa meningkatkan populasi mobil listrik yang akan berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon di Indonesia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper