Bisnis.com, JAKARTA - Tesla Inc., menghentikan produksinya di Shanghai karena masalah pasokan komponen setelah aturan lockdown di China untuk menekan jumlah kasus Covid-19 baru.
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, belum ada kejelasan kapan masalah ini dapat dipecahkan atau kapan produksi bisa berlanjut di China.
Salah satu permasalahan berasal dari kelangkaan kabel listrik wire harness dari Aptiv Plc, akibat berhentinya pengiriman pasokan setelah infeksi ditemukan di antara karyawannya, seperti dilaporkan Reuters, yang dikutip oleh Bloomberg pada Selasa (10/5/2022).
Tesla belum memberikan tanggapan terkait hal ini. Pabrik Tesla di China sempat tutup selama 3 pekan pada April akibat penguncian guna menghentikan penyebaran virus.
Pabrik tersebut kembali beroperasi pada akhir April dengan sistem loop tertutup, di mana para pekerja tinggal di dalam pabrik dan diuji secara berkala.
Sebelum penguncian pada 28 Maret, pekerja Tesla di Shanghai bekerja tiga shift dalam 24 jam dan 7 hari sepekan.
Adapun saat ini, para pekerja menjalankan shift selama 12 jam dan 6 hari sepekan.
Pabrik Tesla di Shanghai memiliki kapasitas produksi sebanyak 2.100 mobil per hari. Namun, akibat masalah logistik, produsen mobil listrik asal AS ini hanya memiliki inventaris selama kurang lebih dua pekan.