Bisnis.com, JAKARTA - Langkah moneter yang semakin hawkish dari bank sentral AS semakin terang setelah Wakil Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan bank sentral akan bergerak secepatnya untuk mengerek suku bunga acuan.
Brainard meyakini bank sentral AS akan mampu menaikkan suku bunga acuan ke level yang tidak akan memukul perekonomian dan berhasil mendinginkan inflasi tanpa membahayakan pasar tenaga kerja.
"Kami melakukan itu dengan memperketat kebijakan moneter secara metodis, dan melalui serangkaian kenaikan suku bunga serta memulai limpasan neraca," kata Brainard pada Selasa dalam wawancara langsung di Wall Street Journal, dikutip Bloomberg.
Adapun, keputusan balance sheet kemungkinan dilakukan pada Mei dan pengurangan neraca keuangan mulai Juni.
Sebelumnya, pejabat The Fed telan menaikkan suku bunga 0,25 persen pada Maret dan memberi sinyal adanya kenaikan kembali sepanjang tahun ini.
Sejak itu, pejabat telah mengatakan siklus pengetatan akan lebih cepat daripada pemulihan ekonomi sebelumnya, termasuk kenaikan suku bunga yang lebih besar hingga 50 basis poin jika diperlukan untuk menekan kenaikan inflasi.
Baca Juga
Brainard enggan berkomentar soal seberapa cepatnya kenaikan suku bunga kebijakan dari pertemuan ke pertemuan.
"Namun, saya hanya akan mengatakan efek gabungan akan membawa sikap kebijakan ke postur yang lebih netral secepatnya akhir tahun ini," tambahnya.
Hal itu mengacu pada tingkat suku bunga yang tidak mempercepat atau memperlambat ekonomi. Dia mencatat bahwa sinyal The Fed telah memperketat kondisi keuangan di pasar pembiayaan jangka panjang.
Brainard meyakini sikap The Fed itu akan berdampak secara lunak kepada pasar bursa kerja. Namun, dia juga memperingatkan setiap proyeksi juga akan diikuti dengan ketidakpastian yang tinggi.
"Saya memperkirakan efek gabungan dari pergerakan suku bunga kebijakan ke tingkat yang lebih netral dan memulai pengurangan neraca memiliki efek menurunkan inflasi," katanya.
Permintaan tenaga kerja akan termoderasi dengan berkurangnya lowongan pekerjaan baru tanpa diikuti tingkat pemutusan hubungan kerja yang tinggi.