Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Pemilu 2024 Dua Kali Lipat Total Biaya Pemilu selama Reformasi

Total anggaran pelaksanaan empat kali pemilu pada 2004—2019 mencapai Rp54,2 triliun. Artinya, jika anggaran pemilu 2024 nanti adalah Rp110 triliun, maka jumlahnya lebih dari dua kali lipat total anggaran pemilu selama era reformasi.
Anggota KPPS menunjukkan surat suara kepada pemilih saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan dalam persiapan penyelenggaraan Pemilu serentak tahun 2024 di Kantor KPU Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Kamis (2/12/2021). /Bisnis
Anggota KPPS menunjukkan surat suara kepada pemilih saat simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan dalam persiapan penyelenggaraan Pemilu serentak tahun 2024 di Kantor KPU Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Kamis (2/12/2021). /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Anggaran pemilihan umum atau pemilu 2024 yang berkisar Rp86—110 triliun mencapai lebih dari dua kali lipat total anggaran pelaksanaan pemilu pada kurun 2004—2019. Tingginya anggaran itu muncul di tengah kondisi fiskal yang ketat.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro, Rami Ramdana, dan Drewya Cinantyan menjelaskan bahwa dari berbagai informasi, anggaran pemilu serentak 2024 berada di kisaran Rp86—110 triliun. Kebutuhan biaya tinggi karena terdapat pelaksanaan pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah pada tahun yang sama.

Satria dan tim menilai bahwa kebutuhan biaya itu jauh lebih tinggi dari pelaksanaan pemilu-pemilu sebelumnya. Anggaran pemilu 2004 tercatat senilai Rp4,5 triliun, lalu 2009 Rp8,5 triliun, 2014 senilai Rp15,6 triliun, dan 2019 Rp25,6 triliun.

Total anggaran pelaksanaan empat kali pemilu pada 2004—2019 mencapai Rp54,2 triliun. Artinya, jika anggaran pemilu 2024 nanti adalah Rp110 triliun, maka jumlahnya lebih dari dua kali lipat total anggaran pemilu selama era reformasi.

"Perhitungan kami menunjukkan [anggaran pemilu 2024] ini setara dengan 0,4 persen dari PDB dan sekitar 3 persen dari pengeluaran pemerintah, lebih dari dua kali lipat dibandingkan pemilu sebelumnya pada 2004—2019," tulis Putera, Rami, dan Drewya dalam risetnya, Selasa (12/4/2022).

Bahana menjelaskan bahwa sebagian besar anggaran pemilu masuk dalam klasifikasi belanja modal (capital expenditure/capex), yakni mencapai 43,17 persen. Sementara itu, Bahana Sekuritas menilai adanya kemungkinan kompresi fiskal untuk alokasi belanja lainnya, termasuk untuk proyek infrastruktur.

Sementara itu, ruang fiskal dalam dua tahun ke depan akan sangat terbatas, setidaknya karena dua faktor. Pertama adalah pemerintah akan mengembalikan batas defisit fiskal ke bawah 3 persen terhadap PDB mulai tahun depan, dan meningkatnya beban utang dari siklus kenaikan suku bunga global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper