Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit China tercatat lebih cepat pada Maret seiring dengan berlanjutnya aktivitas ekonomi setelah Tahun Baru Imlek dan pemerintah daerah meningkatkan penjualan obligasi.
Dilansir Bloomberg pada Senin (11/4/2022), People's Bank of China mengatakan pembiayaan agregat tercatat mencapai 4,7 triliun yuan (US$738 miliar) pada Maret, naik dari 1,2 triliun pada Februari.
Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan 3,4 triliun yuan pada tahun lalu. Para ekonom telah memproyeksikan 3,6 triliun yuan.
Sementara itu, lembaga keuangan menghasilkan 3,1 triliun yuan pinjaman baru pada bulan tersebut, naik dari 1,2 triliun yuan pada Februari. Angka itu lebih tinggi dari proyeksi ekonom sebesar 2,8 triliun yuan.
Stok kredit yang beredar tumbuh 10,6 persen menjadi 325,6 triliun yuan, meningkat dari 10,2 persen pada Februari.
Tren pertumbuhan kredit di China biasanya terjadi setelah Tahun Baru Imlek seiring dengan berlanjutnya operasional perusahaan.
Baca Juga
Pembiayaan obligasi pemerintah telah menjadi kunci untuk meningkatkan pembiayaan agregat tahun ini, dengan provinsi-provinsi menjual surat utang khusus dengan kecepatan tinggi untuk segera membayar stimulus fiskal.
"Data menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter berbasis kuantitas sedang bekerja dan itu mengurangi kekhawatiran pasar atas kurangnya dukungan moneter untuk mengimbangi tekanan pertumbuhan," kata ekonom China NatWest Group Plc Liu Peiqian.