Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pelonggaran Mudik, Penjualan Alfamart dan Alfamidi Naik

Alfamart dan Alfamidi berharap besar pada momen pelonggaran mudik untuk menggenjot kinerja tahun ini.
Pramuniaga melayani konsumen di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pramuniaga melayani konsumen di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), perusahaan pengelola jaringan ritel Alfamart dan Alfamidi, melaporkan kinerja penjualan perseroan di rest area sepanjang jalan tol berangsur pulih selama momen pelonggaran mudik pada tahun ini.

Corporate General Manager Alfamart Nur Rachman mengatakan penjualan di gerai mengalami kenaikan mencapai 20 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada momen mudik di tengah pelandaian pandemi awal tahun ini.

“Dibanding dua tahun sebelumnya di mana penjualan gerai-gerai Alfamart di rest area turun signifikan mengingat pembatasan mobilitas, penjualan gerai naik hingga 20 persen dibanding bulan-bulan sebelumnya,” kata Rachman melalui pesan WhatsApp, Selasa (12/4/2022).

Rachman berharap tren penjualan itu berlanjut saat Hari Raya Idulfitri mendatang. Di sisi lain, dia mengatakan perseroannya sudah menyiapkan kembali ketersediaan sejumlah barang untuk mengantisipasi potensi peningkatan permintaan masyarakat pada momen pelonggaran mudik tahun ini.

“Toko Alfamart di rest area sudah jauh-jauh hari kami persiapkan stok kebutuhannya, sehingga diharapkan tidak ada kekosongan produk tertentu,” kata dia.

Selain itu, dia menambahkan perseroan menargetkan untuk membuka 800 hingga 1.000 gerai Alfamart baru pada tahun ini seiring dengan momentum pelandaian pandemi.

“Dengan target pertumbuhan penjualan same store sales growth sebesar 5 persen,” kata dia.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan pertumbuhan penjualan ritel modern yang berada di rest area sepanjang jalan tol bakal naik 10 hingga 15 persen secara tahunan.

Kendati demikian, pertumbuhan yang positif itu tidak bakal berdampak signifikan secara keseluruhan untuk kinerja ritel di tengah inflasi domestik yang diprediksi memangkas pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan asosiasinya masih mengkhawatirkan sejumlah paket kebijakan seperti kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN sebesar 11 persen, fluktuasi harga energi hingga barang kebutuhan pokok atau Bapok bakal mengurangi tingkat konsumsi masyarakat di tengah momentum mudik tahun ini.

“Kalau prediksinya 80 juta orang yang mudik tahun ini kontribusinya untuk transaksi di gerai sepanjang rest area jalan tol bisa 10 hingga 15 persen, tapi bukan berarti berdampak secara keseluruhan konsolidasi di toko-toko lain,” kata Roy melalui sambungan telepon, Selasa (12/4/2022).

Secara keseluruhan, kata Roy, kinerja penjualan ritel modern relatif menyusut jika dibandingkan dengan torehan tahun lalu. Alasannya otoritas fiskal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini hanya di angka 5 persen. Proyeksi itu terpaut jauh dari torehan pada periode yang sama pada 2021 sebesar 7,07 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper