Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis Indonesia Group berkerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menginisiasi program bertajuk Pekan Milenial Naik Kelas, yang diselenggarakan selama tiga hari, mulai 5–7 April 2022. Acara ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Kegiatan ini memiliki tiga fokus utama yakni memberikan edukasi kepada milenial untuk melek finansial, mahir wirausaha, dan mengambil peluang di era digitalisasi. Akan ada banyak diskusi menarik bersama narasumber yang kredibel pada bidangnya,seperti Rivan Kurniawan, Darmawan Prasodjo, Denni Puspa Purbasari, Arif Satria, Bryan Octavianus, Jakarta Creative Hub, Yunus Halim, Faiz Ghifari, dan Leontinus Alpha Edison
"Ketiga hal ini kalau dimiliki secara bersama-sama akan bermanfaat dan relevan untuk melampau persaingan yang tidak akan mudah karena situasi saat ini sangat kompetitif," kata Direktur Bisnis Indonesia Group Heri Triyanto.
Lebih lanjut, melek finansial diperlukan agar milenial punya perencanaan keuangan, baik dalam hal menyeimbangkan pola konsumsi dan investasi. Sementara tu mahir wirausaha adalah sebuah keharusan sesuai dengan karakter generasi ini yang tidak semata-mata menjadi pekerja, tetapi juga menciptakan peluang pekerjaan kepada orang lain.
Selanjutnya, digital savvy juga merupakan keniscayaan bagi milenial seiring dengan kemajuan teknologi digital yang telah mendisrupsi banyak hal, termasuk lahirnya perusahaan-perusahaan rintisan dengan valuasi raksasa.
Digelar secara hybrid, acara ini bakal dibagi ke dalam tiga sesi setiap harinya. Pada hari pertama, Pekan Milenial Naik Kelas akan membahas mengenai eskalasi ekonomi dari Kartu Prakerja, milenial menjadi pemimpin, dan cerdas mengelola keuangan.
Kemudian pada hari kedua fokus diskusi mengenai wirausaha. Satu hal yang menjadi sorotan adalah digitalisasi untuk memulai atau mengembangkan bisnis.
Pada hari terakhir atau 7 April 2022, Pekan Milenial Naik Kelas akan membahas lebih dalam mengenai peran teknologi, yakni mulai dari technopreneur hingga digital marketing.
Adapun acara tersebut diselenggarakan dengan melihat peran milenial terhadap perekonomian semakin dominan. "Mereka ini berpotensi memberikan keuntungan demografi, atau bonus demografi," kata Heri.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, penduduk usia produktif kategori milenial (1981-1996) mencapai 25, 87 persen dari total penduduk 270, 20 juta jiwa. Adapun, generasi Z (1997-2012) saat ini jumlahnya mencapai 27,94 persen.
Selanjutnya Untuk pendaftaran dapat langsung mengunjungi link berikut bit.ly/milenialnaikkelas.