Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara masih menunjukkan tren penurunan. Meski begitu, harga batu diperkirakan tetap berada di level US$ 400/ton hingga akhir tahun.
Harga batu bara pada hari ini, Selasa (29/03/2022) berada di level US$253,6/ton atau terkoreksi sebesar 4,01 persen. Adapun pada minggu lalu, harga batu bara juga turun 4,25 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa harga batu bara menunjukkan fluktuasi, karena pada hari Selasa-Kamis (22-24 Maret 2022), harga batu bara dalam tren kenaikan. Sementara itu, tanggal 10-21 Maret 2022, batu bara menunjukkan tren negatif.
Meskipun harga batu bara terus mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut, harga batu bara masih naik 1,58 persen point to point. Adapun dalam sebulan masih menguat 0,83 persen dan 105,7 persen dalam setahun.
Sector Head and AVP dari ICRA Ritabrata Ghosh memproyeksikan kenaikan harga batu bara secara perlahan-lahan karena mencari titik keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
"Karena harga batu bara yang sangat tinggi di Maret tahun ini maka harga batu bara diperkirakan akan tetap bertahan tinggi hingga 2023. Harga batu bara di kuartal IV-2023 kemungkinan akan berada di antara US$ 300-350/ton. Untuk keseluruhan tahun, harga mendekati US$ 400 sebagai basis," jelas Ritabrata Ghosh, dikutip dari CNBC, Selasa (29/03/2022).
Dilansir dari Bloomberg, salah satu faktor penyebab jatuhnya harga batu bara adalah merebaknya Covid-19 di China. Covid-19 mengganggu produksi batu bara dengan menghambat aktivitas pertambangan batu bara dan menghambat transportasi dari tambang ke pabrik. Antrean truk yang menunggu untuk mengambil dan mengirimkan bahan batu bara semakin panjang akibat lockdown.
Hal ini menimbulkan kesulitan bagi China yang tengah mendorong peningkatan besar-besaran dalam produksi batu bara domestik untuk ketahanan energi untuk membatasi gangguan pada pertumbuhan ekonomi.
Beijing telah memerintahkan pembangkit listrik untuk menandatangani kontrak pasokan jangka panjang dengan para penambang dan membangun persediaan untuk konsumsi setidaknya 15 hari, tetapi lockdown membuat pengadaan persediaan menjadi terganggu.
Selain itu, pembicaraan damai antara Negeri Beruang Merah dan Ukraina yang akan dilakukan di Turki turut menyebabkan turunnya harga batu bara. Perjanjian damai tersebut diharapkan dapat mengembalikan komoditas ekspor Rusia, termasuk batu bara di pasar global, ehingga harga lebih stabil.